Lihat ke Halaman Asli

13 Nasihat Bijak Gede Prama

Diperbarui: 4 April 2017   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_130960" align="alignleft" width="150" caption="Ilustrasi:Google.com"][/caption] Putaran kehidupan membawa pria yang menetek sampai usia delapan tahun ini membawanya kembali ke tanah kelahirannya Bali, setelah puluhan tahun berkarya dan berbagi di Metropolitan yang bernama Jakarta. Sebagaimana kebanyakan orang Bali yang senang mengukir Gede Prama juga kerap mengukir. Cuma bedanya dengan para seniman-seniman Bali bukan batu atau kayu yang diukir seorang Gede Prama, melainkan makna. Sebagai penekun dan penutur kejernihan Gede Prama kerap berjalan kedalam diri menemukan dan mengukir jejak-jejak makna.

Sejatinya setiap peristiwa atau kejadian, apa-apa yang dilihat, dirasakan dan didengar sarat dengan pembelajaran yang kaya makna dan menunggu untuk diukir. Orang-orang bijak selalu mengukir lebih indah karena mereka sudah sampai ke gerbang pencerahan yang tidak lagi terlalu mempermasalahkan kedualitasan dunia. Memiliki orang tua baik kaya makna, memiliki orang tua kurang baik juga baik. Sukses diukir gagal pun diukir, anugrah diterima musibah pun tidak ditolak. Dipuji senyum dicaci juga tidak marah. Karena masing-masing membawa pembelajaran tersendiri. Orang-orang yang belum bisa ikhlas menerima kedualitasan dunia tersebut jauh dari pencerahan. Untuk tercerahkan kita perlu belajar dan mengukir makna di setiap kedualitasan kehidupan tersebut.

Banyak sudah yang diukir Gede Prama dari perjalanan kehidupannya yang cukup luar biasa karena beliau berani mengalami banyak hal dalam hidupnya. Untuk tahu persis bagaimana rasanya kopi kita perlu meminumnya. Pengalaman tetap bapaknya guru. Banyak sekali jejak-jejak makna dan nasihat bijak yang bisa kita pelajari dari seorang penutur kejernihan seperti Gede Prama. Berikut saya pilihkan 13 nasihat bijak dari Gede Prama. Semoga bermanfaat dan bisa diaplikasikan dalam keseharian kita.

$ . Kalau anda belum bisa berbuat baik cukup jangan menyakiti

$ . Inti dari pencerahan adalah tidak tersentuh. Tidak marah ketika dilecehkan, tidak sombong ketika dipuji. Tidak melekat pada kebahagiaan dan tidak menolak kesedihan.

$ . Kedamaian memperkuat seperti air yang bertemu kerongkongan yang dahaga, bencana menguatkan seperti amplas keras dan kasar yang membuat berlian tambah bersinar.

$ . Kepintaran adalah harta karun. Tapi itu membutuhkan kekuatan penyeimbang yang bernama kebijaksanaan.

$ . Ada banyak api yang datang dari luar, tetapi kebanyakan kebakaran berbahaya dalam hidup adalah yang berasal dari dalam.

$ . Ikhlas bisa berarti berhenti berusaha untuk mengerti. Bahkan ketika tidak tahu masih tetap merasa aman dan nyaman.

$ . Bagi pecinta logika fanatik 'tidak melakukan apa-apa ' bisa disebut tidak berguna. Tapi bagi teman-teman yang mempelajari lapisan bersujud, tidak melakukan sesuatu adalah membiarkan Tangan Suci Sang Maha yang bekerja dengan sempurna tanpa gangguan pikiran manusia.

$ . Ketika saya menemukan bahwa saya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, saya terhubung dengan baik dengan segalanya.

$ . Kebahagiaan dan kesedihan adalah dua ujung dari satu pendulum yang sedang bergerak. Semakin keras kebahagiaan dinikmati semakin keras kesedihan menggoda kemudian.

$ . Jadilah sekeras batu dalam mendidik diri sendiri dan selembut air dalam melayani orang lain

$ . Seperti televisi dengan ratusan saluran, batin manusia juga berisi banyak sekali saluran. Manusia menjadi apa yang ia pilih. Tuhan memperjalankan kita di jalan yang kita pilih.

$ . Puncak perjalanan bertemu ketika kita bisa bahagia dengan melihat orang lain berbahagia. Bukan saling menyakiti, saling membenci dan saling menyakiti.

$ . Masa depan belum datang masa lalu telah berlalu. Dua-duanya tidak dalam genggaman. Sehingga hari ini adalah satu-satunya uang tunai yang ada dalam genggaman. Makanya dalam bahasa Inggris hari ini disebut present [hadiah] !!

So kalau begitu sudahkah anda bersyukur dan menikmati hari ini...???

Terima kasih

Salam mantap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline