Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Dilarang Bermain .......!?

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_129909" align="alignleft" width="150" caption="Ilustrasi:Google"][/caption] Tim Nasional Indonesia lagi-lagi menelan kekalahan, kali ini timnas kita di permalukan Bahrain dengan skor 0-2. Bertanding di kandang sendiri, Stadion Gelora Bung Karno sebenarnya permainan anak-anak Indonesia tidaklah terlalu jelek. Bahkan menurut saya lebih baik di banding waktu berlaga dengan Iran beberapa waktu yang lalu. Cuma memang konsentrasi dan transisi dari menyerang ke bertahan atau sebaliknya pemain kita masih lemah. Gol pertama kita adalah bukti bahwa tim kita menurun konsentrasinya di menit-menit akhir babak pertama. Sementara gol kedua adalah bukti pemain kita lambat mengcover area ketika selesai melakukan serangan. Dan ini salah satu problem timnas. Hal ini juga terjadi ketika melawan Iran kemarin.

Bahrain sendiri bermain cukup taktis terutama pemain bertahan dan lapangan tengahnya, mereka tidak memberikan kesempatan kepada pemain kita untuk mengolah bola, terutama bek kanannya. Secara tehnik individu pemain Bahrain menurut saya sedikit di atas pemain-pemain kita. Pertandingan sendiri sempat terhenti beberapa menit karena bunyi petasan dan kembang api yang berulang kali di nyalakan oleh para penonton kita. Pengawas pertandingan dari Arab Saudi menghentikan pertandingan dengan menginstruksikan para pemain untuk menunggu di kamar ganti. Setelah di ingatkan melalui pengeras suara dan bahkan ketua umum PSSI sempat berlari keliling lapangan untuk meminta penonton tidak menyalakan petasan dan kembang api lagi, akhirnya pertandingan dapat di lanjutkan kembali. Di sisa waktu tersebut tidak tercipta gol untuk kedua kesebelasan. Skor akhir tetap 2-0 untuk anak-anak asuhan Peter Taylor tersebut.

[caption id="attachment_129910" align="alignleft" width="150" caption="Ilustrasi:Google"][/caption] Melihat dua hasil pertandingan yang sudah di lakoni timnas kita, dimana kita kalah 0-3 dari Iran dan kemudian takluk 0-2 di tangan Bahrain. Untuk itu para supporter dan pecinta sepakbola tanah air melarang Indonesia bermain jelek pada pertandingan ketiga melawan Qatar nanti. Jika tidak mau kehilangan muka dan kehilangan dukungan maka timnas harus menyuguhkan permainan cantik penuh semangat dan kalau memungkinkan mencetak kemenangan. Indonesia di larang bermain jelek. Sangsinya adalah kehilangan dukungan.

Secara permainan saya melihat ada peningkatan di banding ketika bertemu Iran, apalagi dengan masuknya Boaz, pertandingan jadi lebih hidup walaupun hasilnya belum sesuai dengan apa yang kita harapkan. Mudah-mudahan permainan timnas bisa lebih baik lagi ketika bertemu Qatar nanti. Syukur-syukur bisa meraih kemenangan.

Bravo timnas...bravo sepakbola Indonesia !!

Kekalahan yang di alami timnas memang tidak menyenakkan. Kekalahan selalu di lihat sebagai sesuatu yang negatif. Dalam hidup sebahagian besar orang selalu menghindari yang namanya kekalahan dan memburu yang namanya kemenangan. Sudah sejak lama manusia memburu yang namanya kemenangan dan membuang jauh-jauh yang namanya kekalahan. Tidak ada yang melarang manusia untuk mengejar kemenangan. Ia ibarat untung bagi pedagang dan seperti ikan bagi nelayan. Ia adalah vitamin pembangkit energi yang membuat hidup jadi lebih hidup. Ia ibarat motivator yang membuat kita terus bertenaga dan tidak kelelahan. Tapi sekali waktu, jika sudah sampai putarannya kalah juga tidak kuasa dibendung. Begitulah hidup.

Orang-orang bijak selalu melatih diri untuk selalu tersenyum baik didepan kemenangan ataupun kekalahan. Sebahagian orang bijak malah mengatakan kekalahan lebih memuliakan perjalanan di banding kemenangan. Karena kekalahanlah yang mengajarkan kita tentang kesabaran, keikhlasan dan kerendahatian. Dan ini semua tidak pernah bisa didapat dari kemenangan manapun. Kemenangan, kekalahan, kesuksesan, kegagalan semuanya datang dan pergi, yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengukir makna dari apa-apa yang diberikan Sang Pemilik Kehidupan kepada kita.

So kalau begitu, selamat menikmati kekalahan jika suatu waktu nanti tamu yang bernama kekalahan itu mampir di rumah kehidupan kita. Gede Prama [seorang penutur kejernihan] pernah berkata : “Barang siapa yang bisa melihat keindahan pada setiap unsur dualitas [baik-buruk, sukses-gagal, untung-buntung, bahagia-derita] dia berada di depan gerbang pencerahan dan hatinya pun kemudian bernyanyi; ‘mawar melati….semuanya indah’.”

Terima kasih

Salam mantap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline