Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Menang Setiap Hari

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_128366" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi : Google"][/caption] Sebentar lagi umat Islam sedunia akan merayakan hari kemenangan yang di tunggu-tunggu itu. Banyak pengalaman indah yang akan tercipta pada hari kemenangan ini. Menyambut datangnya hari kemenangan berbagai kegiatan dilakukan oleh umat Islam Indonesia tidak cukup hanya dengan mendekor rumah dan sajian makanan lezat saja. Mempercantik penampilan diri pun banyak dilakukan.

Menjelang datangnya hari Kemenangan itu pun kita disibukkan dengan tradisi tahunan yang hanya terjadi di Indonesia, yakni tradisi mudik. Meskipun hanya untuk sekedar bertemu, berkumpul, dan bermaaf-maafan kegiatan ini kerap dilakukan. Tidak peduli dengan segala ketidaknyamanan yang diterima di perjalanan mereka rela untuk berdesak - desakan di perjalanan, rela untuk merogoh kocek lebih dalam walaupun sebenarnya hanya itu lah harta yang tersisa. Sungguh merupakan suatu pengalaman yang "indah" .

Aidil Fitri adalah hari kemenangan bagi umat Islam, karena satu bulan penuh berjaya menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Selama Ramadhan dalam sebulan Jasmani dan Rohani kita dilatih sedemikian rupa untuk menjadi orang yang Taqwa, yakni orang yang mematuhi perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Ramadhan adalah ajang latihan pemantapan jiwa, menahan hawa nafsu dan pengendalian diri. Jika ego sudah berhasil di kikis dan kesadaran diri sudah tumbuh maka kemenangan yang diharapkan itu sudah berada didepan mata. Semoga kehidupan memudahkan kita meraih kemenangan di hari nan fitri nanti.

Selamat menyambut Hari Raya Aidil Fitri, Minal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Batin

Lalu pertanyaan selanjutnya adalah apakah setelah Hari Raya kita tetap bisa meraih terus kemenangan itu setiap hari. Dengan apa yang kita pelajari dibulan Ramadhan dan sedikit pembelajaran tentang kehidupan seharusnya kita bisa menang setiap hari. Orang-orang yang menang setiap hari menurut Gede Prama [seorang penutur kejernihan] adalah orang-orang yang tidak menetapkan kriteria tertentu terhadap berbagai perubahan yang dialaminya dalam hidup.

Perayaan-perayaan kehidupan sulit dan bahkan teramat sulit dilakukan oleh manusia yang memiliki kriteria-kriteria tetap. Sebab dengan kriteria tetap manusia langsung tertendang oleh perubahan. Ketika kriterianya memenuhi syarat maka perayaan kemenangan terjadi. Tatkala kriterianya tidak memenuhi dan sesuai dengan syarat perubahan maka terpental jauhlah manusia dari perayaan kemenangan.

Jika kita mau belajar dari alam kemungkinan kriteria-kriteria seperti itu tidak akan kita terapkan dalam setiap langkah kehidupan kita. Karena alam yang diwakili oleh langit, gunung, samudra, matahari, bulan, bintang dan tumbuh-tumbuhan sudah lama hidup tanpa kriteria. Pohon tidak pernah menentukan syarat dan kriteria orang seperti apa yang boleh berteduh dibawahnya. Bulan juga tersenyum memberikan sinarnya tanpa pandang bulu. Matahari tidak pernah bertanya apakah anda orang baik atau tidak, ia tetap menyinari. Samudra juga tidak pernah serakah memilih air dari mana yang datang. Sepertinya alam sedang bertutur bahwa berpelukan mesra dengan kehidupan itu indah. Dan itulah kemenangan yang setiap hari bisa anda rayakan.

Tidak saja sukses berpelukan, dengan gagal pun berpelukan. Tidak saja orang baik yang menjadi teman, yang tidak baik pun jadi teman. Tidak saja tawa yang menggoda, luka pun sama menggodanya. Tidak saja naik pangkat gembira, pensiun pun di syukuri. Tidak hanya hujan di syukuri panas pun dinikmati. Karena masing-masing membawa pesan pembelajaran tersendiri.

Salah satu manusia yang sudah sampai pada tataran merayakan kemenangan setiap hari menurut Gde Prama adalah Chogyam Trungpa. Dalam bukunya Crazy Wisdom ia pernah menulis : “Pengalaman tidak berkerangka menyenangkan atau menyedihkan, pengalaman adalah pengalaman, ia hadir sebagaimana adanya. Bahkan ketakutan sekali pun bisa membawa pesan-pesan kebijaksanaan. Tatkala seluruh penglihatan diterangi kebijaksanaan, pelukan-pelukan mesra dengan kehidupan semakin erat. Semakin erat pelukannya semakin sering hidup menjadi perayaan.

Terima kasih

Salam mantap




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline