Lihat ke Halaman Asli

Mau Berhasil Koq Disuruh Gagal Sebanyak-banyaknya?

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13119965091833918336

Yang benar saja kawan, wong mau berhasil koq disuruh gagal. Sebanyak-banyaknya lagi. Anjuran edan, begitu mungkin sebahagian dari anda setelah membaca kalimat diatas.

Sebelumnya ijinkanlah saya mengucap S A L U T E..! kepada Oom Bob Sadino yang pernah mengatakan hal seperti ini. Saya rasa tidak sembarang orang bisa mengeluarkan pernyataan seperti diatas. Pasti beliau punya dasar yang kuat. Itu adalah rangkaian dari berbagai macam pelajaran hidup yang didapatnya dari universitas tercanggih dimuka bumi ini......UK ! Universitas Kehidupan

Suka atau tidak suka bagi anda yang mau dikatakan berhasil, ya..harus berani gagal dulu. Karena tidak dikatakan seorang berhasil kalau belum melewati kegagalan. Prajurit sejati tidak bisa disebut prajurit kalau dia belum pernah bertemu musuh. Dan tidak dikatakan seorang pemberani jika ia belum melewati rasa takut. So kalau begitu tidak ada yang salah dengan kegagalan.

Untuk anda yang saat ini sedang mengalami kegagalan tetaplah tersenyum dan tetaplah positif thinking dan berbaik sangka. Karena kehidupan sedang membentuk anda menjadi pribadi-pribadi yang sukses. Kalau ujiannya bertambah berat itu artinya kehidupan sudah menaikkan ‘kelas’ anda. Bukankah ujian siswa SMA lebih sulit dibandingkan siswa SD. Cuma problemnya kadang-kadang kita melihat ujian SMA kita itu dari kaca mata waktu kita masih duduk dibangku sekolah dasar. Jadi ujiannya jadi terasa berat.

Melalui catatan kecil ini marilah kita sama-sama berharap agar kegagalan-kegagalan yang kita alami membesarkan kita dalam banyak hal. Dan semoga kehidupan memudahkan kita dalam banyak hal.

Lalu pertanyaannya adakah orang yang langsung sukses tanpa melewati kegagalan?MUNGKIN ada tapi itu jumlahnya sangat sedikit dan merupakan orang-orang pilihan yang dipilih oleh Sang pemilik Kehidupan dari jutaan umat manusia. Terlalu riskan hidup kita jika bergantung pada nasib baik atau pure luck seperti itu. Wong kawan saya Nasib [Pardede] pun sudah tidak lagi menggantungkan hidupnya pada nasib. Masa kita mau bergantung pada nasib? He...he.

Terima kasih

Salam mantap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline