Gereja Katolik mengkhususkan bulan Oktober sebagai bulan berdoa rosario. Sepanjang bulan ini, Umat Katolik di seluruh dunia wajib berdoa rosario, baik secara pribadi maupun bersama. Tradisi ini sudah dimulai oleh Umat Katolik sejak Abad Pertengahan. Bahkan jauh sebelum itu, kebiasaan berdoa sambil menghitung biji-bijian sudah dilakukan oleh para biarawan dari Gereja Timur.
Istilah "rosario" itu sendiri berasal dari kata bahasa Latin "rosarium" yang berarti "mahkota mawar". Dalam kebudayaan Eropa, bunga adalah hadiah istimewa bagi seseorang yang terhormat. Pada Abad Pertengahan, Umat Katolik di Eropa biasanya merangakai bunga sambil mengucapkan Kidung Pujian Maria di hadapan patung Bunda Maria. Praktek ini bagian dari sikap hormat Umat Katolik Eropa kepada Bunda Maria saat itu.
Bentuk doa rosario yang dipakai oleh Umat Katolik hingga zaman sekarang berasal dari seorang kudus bernama Dominikus (1221). Umat Kristiani di zaman Santo Dominikus sedang berjuang melawan kelompok bid'ah bernama albigensian. Kelompok ini tidak mempercayai peristiwa kenosis; Allah yang menjelma menjadi manusia dalam Yesus Kristus. Berhadapan dengan tantangan ini, Santo Dominikus mengkotbahkan pentingnya merenungkan misteri-misteri hidup Yesus Kristus kepada Umat Kristiani zamannya melalui doa rosario.
Ratusan tahun setelah kematian Santo Dominikus, doa rosario telah menjadi bagian dari tradisi devosional Umat Katolik dan tentu saja dengan berbagai modifikasi dan tambahan. Tradisi berdoa rosario semakin populer di kalangan Umat Katolik setelah pertempuran di Lepanto (1571). Pada pertempuran ini, Umat Kristiani Eropa berhadapan dengan ancaman perang kerajaan Ottoman dari Turki. Tentara kristen di seluruh Eropa saat itu kalah jumlah dari pasukan tentara Turki.
Sebelum pertempuran itu terjadi, Paus Pius V dan Don Juan, salah seorang pemimpin pasukan Austria, mengajak seluruh Umat Kristiani di Eropa untuk berdoa rosario dan memohon doa Bunda Maria bagi pasukan kristen. Pada 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersama umat beriman berdoa rosario bersama di Basilika Santa Maria Maggiore sejak subuh hingga petang, tanpa henti. Pada tangal yang sama, secara mengejutkan, pasukan kristen yang jumlahnya jauh lebih sedikit malah berhasil memukul mundur pasukan Turki yang jumlahnya lebih banyak. Umat Katolik meyakini bahwa kemenangan itu terjadi karena pertolongan doa Bunda Maria.
Paus Gregorius XIII kemudian menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai Pesta Maria "Ratu Rosario". Lalu, pada 1884, Paus Leo XIII menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan Rosario, yakni: bulan yang dipersembahkan oleh Gereja kepada Bunda Maria, Ratu Rosario Suci.
Apa Perbedaan Bulan Rosario dan Bulan Maria?
Bulan Oktober dan bulan Mei sama-sama dipersembahkan secara khusus oleh Umat Katolik untuk menghormati Bunda Maria. Pada kedua bulan ini, seluruh Umat Katolik diharapkan merenungkan peristiwa hidup Yesus (peritiwa gembira, sedih, mulia dan terang) bersama Bunda Maria.
Tradisi berdoa rosario di bulan Mei memiliki latar belakang historis yang khusus pula. Tradisi ini dimulai sejak 1784 di Gereja Camilian di Ferrara, Italia. Kemudian pada 1813, praktek ini berkembang di 12 Gereja di Roma. Dan, pada 1830, devosi kepada Bunda Maria di bulan Mei berkembang ke banyak wilayah.
Penetapan bulan Mei sebagai Bulan Maria berangkat dari pengalaman Paus Pius VII yang ditangkap dan dipenjara oleh para serdadu Napoleon pada 1809. Di dalam penjara, Paus Pius VII tak henti-hentinya memohon doa Bunda Maria. Bahkan dia sampai berjanji akan mempersembahkan perayaan khusus bagi Bunda Maria. 5 tahun kemudian, pada 24 Mei, Paus Pius VII berhasil dibebaskan dalam keadaan hidup dan beliau bisa kembali ke Roma. Setahun kemudian, Paus Pius VII mengumumkan "Hari Raya Bunda Maria, Penolong Umat Kristen".
Lalu, pada 1854, bersamaan dengan pengumuman dogma tentang "Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa" (Immaculate Conception), Paus Pius IX meresmikan bulan Mei sebagai bulan yang dipersembahkan kepada Bunda Maria. Paus Paulus VI dalam ensikliknya yang berjudul "The Month of Mary" menegaskan bahwa bulan Mei adalah bulan yang secara istimewa dipersembahkan kepada Bunda Maria.