Apa itu Supply Chain Management?
Supply management sudah lama telah dianggap sebagai salah satu fungsi utama perusahaan. Istilah supply kemudian memiliki arti yang luas yaitu meliputi aktivitas pembelian, penyimpanan, dan penerimaan barang. Seiring berjalannya waktu, supply management selanjutnya berkembang menjadi supply chain management (SCM).
Supply chain management (SCM) merupakan sistem pendekatan yang mengatur keseluruhan aktivitas aliran barang, informasi, dan jasa dari sumber raw material hingga ke customer atau end user. National Association of Purchasing Management (NAPM) mendefinisikan SCM atau manajemen rantai pasok sebagai desain dan pengelolaan yang terencana serta proses memberi nilai tambah melintasi batas-batas organisasi untuk memenuhi kebutuhan nyata end customer. Pengembangan dan integrasi manusia juga sumber daya teknologi sangat penting untuk keberhasilan integrasi rantai pasokan.
Apa perbedaan Supply Management dengan Supply Chain Management (SCM)?
Terdapat perbedaan paling mendasar di antara keduanya. SCM adalah hasil perkembangan atau evaluasi dari Supply Management. Supply management hanya berkaitan pada arus barang dalam ranah hubungan antara penjual dan pembeli. Sedangkan SCM merujuk pada pengelolaan aliran barang antar perusahaan dari awal hingga akhir. Oleh sebab itu, meskipun supply management dikatakan berkembang menjadi SCM tetapi akan lebih tepat jika dikatakan bahwa supply chain management adalah hasil perkembangan dari logistic management.
Apa yang membedakan manajemen rantai pasokan (SCM) dengan manajemen logistik?
Mungkin sekilas keduanya tampak mirip karena sama-sama mengelola arus barang. Namun, yang membedakan keduanya adalah arena cakupannya. Jika manajemen logistik hanya mengelola arus barang dalam suatu perusahaan, berbeda dengan manajemen rantai pasok (SCM) yang mengelola arus barang antar perusahaan, mulai dari paling hulu (bahan baku) hingga paling hilir (end customer).
Perlu diketahui bahwa tidak semua perusahaan setuju dengan penerapan SCM. Hal ini dikarenakan rangkaian hubungan serta aktivitas pabrik dan perusahaan tidak hanya bersifat linear melainkan sudah semakin kompleks atau lebih menyerupai suatu jaringan daripada hanya sekadar rantai pasokan. Oleh karena itu, banyak kalangan yang kemudian menggunakan istilah supply network management.
Sumber : Pramono, Ajar dan Richardus Eko Indrajit. (2005). Manajemen Manufaktur. Yogyakarta : Pustaka Fahima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H