Lihat ke Halaman Asli

Upacara Adat Kebo-keboan Banyuwangi Jawa Timur

Diperbarui: 16 Agustus 2023   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ABSTRAK 

 Upacara adat kebo-keboan merupakan sebuah warisan dari leluhur di masyarakat dusun krajan desa alasmalang yaitu Buyut Karti yang hidup pada masa penjajahan Belanda sekitar 1725. Konon, ritual ini pertama kali dilakukan ketika desa alasmalang terkena wabah penyakit dan gagal panen. Kebo-Keboan merupakan salah satu upacara adat yaitu berubah menjadi kerbau. Namun, kerbau yang digunakan bukan kerbau sungguhan, melainkan manusia yang berubah menjadi kerbau.

 Kata kunci: banyuwangi, upacara adat, suku using, kebo-keboan, tradisi, nilai.

                                 PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang

 Adat merupakan hal yang harus kita lestarikan dan perhatikan karena hal tersebut berasal dari masa lampau, terutama adat kebo-keboan. Jika kita tidak bisa melestarikan dengan baik maka adat tersebut perlahan akan hilang seiring perkembangan zaman. Tidak terlepas dari adat kebo-keboan ini, adat ini sudah ada sejak 300 tahun yang lalu tepatnya pada abad ke-18 yang dimana sudah mempunyai umur yang sangat tua apalagi adat ini merupakan adat yang digunakan untuk acara acara tertentu, adat ini biasanya dilaksanakan setiap satu tahun sekali dengan rutin. 

Lebih tepatnya pada bulan muharam atau suro menurut penanggalan Jawa, yang jatuh pada hari minggu antara tanggal 1 sampai 10 suro. Oleh karena itu, untuk menjaga kelestarian adat kebo-keboan, sebaiknya dilakukan oleh seluruh masyarakat Banyuwangi. Tidak hanya orang tua tetapi juga anak anak serta remaja harus ikut turut serta dalam pelestarian adat ini. Dikarenakan jika tidak, adat tersebut akan musnah. Oleh karena itu, anak dan cucu kita kelak tidak bisa melihat adat kebo-keboan dari daerah Banyuwangi. 

                                   BAGIAN INTI 

Kerbau mempunyai simbol sebagai tenaga andalan bagi petani. Binatang kerbau merupakan binatang yang lekat dengan kebudayaan agraris. Dalam kehidupan agraris, kerbau dan sapi, merupakan binatang yang membantu petani dalam mengolah lahan sawahnya. Bahkan dalam mengolah sawah kerbau dianggap lebih kuat daripada sapi. Binatang kerbau di berbagai wilayah Indonesia menjadi binatang penting dalam ritual adat. Begitu juga kebo ini sangatlah istimewa dalam tradisi Banyuwangi. 

Oleh karena itu kota Banyuwangi memiliki tradisi yang masih di laksanakan sampai saat ini yaitu sebuah adat Kebo-keboan, Kebo-Keboan merupakan salah satu upacara adat yang berubah menjadi kebo Banyuwangi. Sesuai namanya, Kebo-Keboan dilakukan dengan berubah menjadi kerbau. Namun, kerbau yang digunakan bukan kerbau sungguhan, melainkan manusia yang berubah menjadi kerbau. Yang dikutuk oleh masyarakat. Tujuan dari upacara adat ini adalah bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, atas hasil panen yang melimpah dan merupakan doa, agar proses tanam benih untuk tahun depan dapat menghasilkan panen yang melimpah. 

Terdapat dua desa di Banyuwangi yang masih melestarikan tradisi Kebo-Keboan. Desa tersebut adalah Aliyan dan Alasmalang. Tujuan dan fungsinya sama, yang membedakan adalah alur penyajiannya. Di desa Aliyan seluruh ritual masih dilakukan secara aturan adat, sedangkan Kebo-Keboan di desa Alasmalang dilakukan dengan tujuan sebagai daya tarik wisata. Adapun proses pelaksanaan di Alasmalang Upacara Kebo-keboan di Alasmalang secara umum dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline