Lihat ke Halaman Asli

velian sandy w

WAHYO CHANNEL

Manfaat Pelepah Daun Kelapa Sawit untuk Tanaman

Diperbarui: 17 Maret 2019   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Salah satu untuk meningkatkan hasil produksi tanaman adalah menggunakan pupuk organik yang bahan dasarnya dari alam, akan tetapi ada salah satu bahan jenis pupuk organik yang berupa kompos. Kompos merupakan bentuk akhir dari bahan organik yang sudak di dekomposisi sehingga sulit untuk di urai kembali. 

Penggunaan kompos sebagai pupuk untuk tanaman sangat baik karena kompos dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki tekstur tanah,  aerasi dan meningkatkan daya ikat tanah terhadap air sehingga dapat mempermudah pertumbuhan akar pada tanaman. Bahan dasar pembuatan kompos beraneka ragam dari bahan organik dari alam. 

Seperti kelapa sawit ini juga dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk pembuatan kompos. kelapa sawit yang penanamannya membutuhkan luas lahannya yang sangat besar dan luas. Untuk itu di perkebunan kelapa sawit pasti menghasilkan bahan sisa (bahan buangan) dalam jumlah yang sangat besar diantaranya pada pelepah daun pada kelapa sawit.

Pelepah daun pada kelapa sawit yang selama ini kurang dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga bersifat limbah karena biasanya pelepah ini hanya ditumpuk disekitar pohon saja. Setelah dilakukannya penelitian bahwa pelepah daun pada kelapa sawit ini berpotensi untuk digunakan sebagai bahan kompos. 

Berdasarkan hasil penelitian Syahfitri (2008), bahwa kandungan unsur hara pada pelepah kelapa sawit yaitu sebagai berikut: N 2,6-2,9(%); P 0,16-0,19(%); K 1,1-1,3(%); Ca 0,5-0,7(%); Mg 0,3-0,45(%); S 0,25-0,40(%); Cl 0,5-0,7(%); B 15-25 (g-1); Cu 5-8 (g-1) dan Zn 12-18 (g-1).

Proses dekomposisi pelepah kelapa sawit secara alami membutuhkan waktu yang lama yaitu sekitar 3-4 bulan. Pada kondisi seperti ini kurang baik dampaknya terhadap lingkungan karena jumlah penumpukan tidak diimbangi dengan jumlah penguraian. 

Pada proses pengomposan dapat dipercepat dengan penambahan berbagai macam dekomposer yang mengandung mikroorganisme pengurai seperti Trichoderma sp, orgadeg, stardec, dan mikroorganisme lokal yang juga dapat memperbaiki kualitas kompos. Larutan mikroorganisme lokal mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik. Pemberian Trichoderma sp bersifat antagonis terhadap patogen tular tanah sehingga juga dapat digunakan sebagai agen hayati. 

Selain itu juga pemberian EM-4 dapat menekan aktivitas serangga, hama dan mikroorganisme patogen lainnya. Setelah proses pengomposan yang di tambahkan dengan dekomposer yang mengandung mikroorganisme pengurai selesai kemudian pupuk kompos tersebut sudah bisa di gunakan untuk media tanam yang bermanfaat bagi tanaman khususnya tanaman hortikultura. Manfaatnya ialah untuk memperbaiki tektur tanah, menyediaka unsur hara bagi tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline