Malam segera turun
Jingga telah pupus perlahan
Kau diam
Akupun diam
Hening menerka nerka
Bibir mendadak tersumbat
Terkatup rapat
Desah lembut sesekali terdengar
Kopimu tak kau sentuh
Kau biarkan dingin
Bersama angin
Sekian lama kita terdiam
Kata yang ingin ku rangkai
Sirna tak berbentuk
Belaian di kepalamu
Tak kau gubris
Hati tersiksa dalam diam
Alam pikiran berkecamuk tanya
Mengapa