Lihat ke Halaman Asli

Vega Silvia

Mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang

Penerapan PBL pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa di Sekolah Dasar

Diperbarui: 27 September 2024   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelaksanaan P5 SD Islam Al Hasan/dok. pri

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan mengajar yang menyenangkan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya yang dimana mencakup kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Salah satu yang dapat dilakukan guru untuk mewujudkan keberhasilan pembelajaran dalam melatih siswa untuk mandiri dan berfikir kreatif yaitu dengan memilih model pembelajaran Problem Based Learning.

Pembelajaran pada Pendidikan Sekolah Dasar sudah menggunakan Kurikulum Merdeka. Peraturan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menerbitkan peraturan Mendikbudristek No. 12 Tahun 2024 tentang kurikulum pada PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Menengah. Melalui peraturan Mendikbudristek No. 12 Tahun 2024, Kurikulum Merdeka ditetapkan secara resmi menjadi kerangka dasar dan struktur kurikulum untuk seluruh satuan pendidikan di Indonesia. Kebijakan mengenai kurikulum dan pembelajaran ini bagian dari upaya yang lebih menyeluruh untuk meningkatkan kualitas pendidikan untuk semua peserta didik terlepas dari latar belakangnya. Kurikulum Merdeka juga memberikan kepercayaan yang lebih besar kepada guru untuk merancang pembelajaran sesuai konteks, kebutuhan peserta didik dan kondisi satuan pendidikan mengingat begitu beragam kondisi satuan pendidikan dan daerah di Indonesia.

Kondisi ideal pendidikan saat ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggungjawab. Maka dari itu dalam satuan pendidikan sudah menggunakan Kurikulum Merdeka yang didalamnya terdapat Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Salah satu tujuan dari P5 tersebut adalah siswa dituntut untuk berfikir kreatif.

Masalah yang sering muncul pada pendidikan formal adalah kurangnya daya serap siswa dalam berfikir kreatif. Kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan bermacam-macam alternatif jawaban. Daya kreativitas menggambarkan cara berfikir yang jauh lebih orisinil dari pada pemikiran orang lain. Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada Profil Pelajar Pancasila, siswa dapat meningkatkan kreativitas pada saat melakukan pembuatan projek. Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5 memiliki 6 dimensi yaitu keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan, keragaman di dunia, kemandirian, kerjasama timbal balik, pemikiran kritis, dan kreativitas.

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berupa suatu pendekatan pembelajaran yang diterapkan sebagai perangsang berfikir tingkat tinggi siswa pada situasi yang berorientasi terhadap masalah dunia nyata yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah misalnya melalui beberapa tahap metode ilmiah, sehingga siswa diharapkan mampu mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah dan melibatkan keterampilan dalam memecahkan masalah. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menunjukkan bahwa pelaksanaannya dapat menghadapkan siswa pada masalah untuk menekankan pada pembelajaran yang kolaboratif dan merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang inovatif.

Proses KBM di SD Islam Al Hasan/dok. pri

Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning dibagi menjadi 5 langkah yaitu, pemberian masalah, pengorganisasian siswa, menganalisis dan diskusi, mengembangkan dan menampilkan karya, mengkaji dan memberikan penilaian proses penyelidikan. Dengan menerapkan pembelajaran PBL pada Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila di sekolah dasar diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kolabortif, interaktif, dan merangsang eksplorasi ide-ide baru. Selain itu, melalui pendekatan kreatif, peserta didik juga dapat mengaitkan konsep-konsep abstrak Pancasila dengan situasi konkrit untuk memperkuat makna serta relevansi nilai-nilai tersebut.

Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mendukung siswa untuk berfikir kreatif dan meningkatnya kreativitas siswa dalam pembelajaran. Kreativitas siswa meningkat dengan dihadapkan masalah. Siswa memecahkan masalah dengan menerapkan keterampilan, mengidentifikasi, menganalisa, membuat, dan mempresentasikan produk hasil pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Sehingga siswa merasa tertantang dan tidak merasa jenuh dalam pembelajaran. Pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam dimensi berfikir kreatif salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mewujudkan keberhasilan pembelajaran dalam melatih siswa untuk mandiri dan mampu berfikir kreatif yaitu dengan pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline