Pro Evolution Soccer atau yang lebih populer disebut PES adalah video game populer tentang sepakbola yang telah dimainkan sejak era 2000 - an. Saat itu masih tersedia di PS 1 dengan nama Winning Eleven. Berbagai kalangan telah memainkan gim tersebut, mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Saat ini gim tersebut eksis dengan nama PES tetapi tetap dengan penggemar yang masih antusias. Bahkan, sekarang PES sudah dapat dimainkan di PC dan laptop.
Berbicara soal video game sepakbola, PES bukan tanpa rival. Hal ini dikarenakan hadirnya FIFA selaku kompetitor PES yang juga video game bertemakan sepakbola. Bahkan kabarnya FIFA memiliki fitur yang lebih baik dibandingkan dengan PES. Dari segi lisensi guna meminang pasar, FIFA juga berada beberapa langkah dari PES. Dilansir venturebeat.com, FIFA selalu unggul dibandingkan PES dalam segi penjualan di setiap tahunnya.
FIFA mencoba menarik pasar dengan Cristiano Ronaldo sebagai cover artist di trailer resmi FIFA. Ronaldo menjadi ikon sekaligus menggantikan beberapa pesepakbola sebelumnya, yakni Marco Reus, Anthony Martial, James Rodriguez dan Eden Hazard. FIFA diklaim memenangkan pasar dalam hal penjualan tahunan jika dibandingkan dengan PES. Lisensi yang meliputi kompetisi, tim, jersey, hingga stadion menjadi salah satu hal yang paling sering menjadi perebutan kedua gim sepakbola ini.
Di lain sisi, PES yang telah memiliki lisensi untuk kompetisi UEFA sejak tahun 2008 yakni meliputi Liga Champions Eropa dan Liga Europa menjadi dua nama resmi kompetisi yang telah menjadi fitur andalan PES. Namun, setelah 10 tahun Konami yang notabene pengembang gim PES menjalin kerjasama dengan UEFA, mereka mengumumkan bahwa kerjasama satu dekade tersebut akan berakhir tahun ini. Artinya, di tahun 2019 ini tidak akan ada lagi Liga Champions Eropa dan Liga Europa pada gim PES. Praktis, dengan kehilangan lisensi UEFA tentu akan menjadi tamparan keras untuk yang kesekian kali bagi PES dalam persaingan pasar itu sendiri.
Lisensi sejatinya sangatlah penting. Hal ini mengingat penggemar game memang menginginkan fitur gim yang sesuai dengan aslinya. Ambil contoh Arsenal yang pada video game PES berubah menjadi London Red, kemudian nama-nama pelatih yang berubah menjadi aneh dan terkesan asing di video game PES. Gamers tentu akan merasa kecewa apabila tim kesayangannya tidak sesuai dengan nama aslinya. Dengan demikian, penggemar akan beralih ke video game lain. Sehingga, akan mengurangi nilai pasar game PES itu sendiri. Kemungkinan besar lisensi Liga Champions dan Liga Europa akan beralih ke Electronic Arts (EA) dengan video game FIFA-nya.
Banyak yang mengatakan bahwa PES identik dengan Barcelona. Sedangkan FIFA identik dengan Real Madrid dan Cristiano Ronaldo. Beberapa mungkin mengaitkan ini dengan gagalnya Barcelona di Liga Champions. Tetapi belum ada sumber yang valid perihal asumsi tersebut. Pihak Konami sendiri tidak memberikan banyak keterangan perihal pemutusan hubungan kerjasama ini. Konami hanya menjelaskan bahwa untuk tahun ini, pihaknya akan membawa PES ke area yang berbeda.
Meski demikian, sedikit angin segar masih ada bagi penggemar PES, pasalnya Konami akan mencoba tetap bekerjasama dengan UEFA dengan memaksimalkan fitur-fitur lain pada gim, sedangkan untuk penggemar video game FIFA juga layak dinanti untuk fitur Liga Champions Eropa dan Liga Europa. Sejatinya, baik itu PES maupun FIFA tetap memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing serta memiliki penggemarnya masing-masing. PES banyak peminat dengan FIFA yang lebih kuat pada lisensi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H