Memang benar, inspirasi itu bisa datang kapan saja, dimana saja, dengan apa saja yach. Aku terinspirasi untuk menuliskan ini bermula dari komentar seorang rekan kompasianer Teresa Teresa, di artikel ku, Jangan Seperti Emak :
" Surga ada ditelapak kaki ibu. Wah ibu yang sangat bisa dipatuti karena tidak semua ibu bisa mengorbankan seperti ibunya mbak Luluk, sampai tamat University. Termasuk ibu saya yang kurang memperhatikan saya. Beruntung aku punya nenek yang selalu memberi semangat buatku.
Dari komentar itu aku bisa menangkap bahwa ada kekecewaan, tidak didapatkannya perhatian dari seorang ibu. Apakah hanya perhatian saja ? Kurang tahu juga, ga berani menyimpulkan lebih jauh. Mungkin lain waktu bisa ditanyakan ke Jeng Teresa ;-)
Menurutku, setiap wanita adalah Ibu. Terlepas dari kodratnya bisa melahirkan atau tidak, menyusui atau tidak, sudah pernah melahirkan atau belum, tua atau muda, cantik atau jelek, langsing ataupun gembrot. Hm..apalagi ya ? ada yang mau menambahkan kah? Ya, menurutku ada tiga Ibu, yaitu :
1. Wanita yang melahirkan kita, dialah Ibu.
2. Wanita yang menyusui kita, dialah Ibu.
3. Wanita yang merawat dan membesarkan kita, dialah Ibu.
Simpel ya..
Bisa jadi kita dilahirkan dan disusui oleh wanita yang berbeda, atau bahkan dirawat dan dibesarkan oleh wanita yang berbeda lagi. Bisa jadi ibu kita adalah nenek, tante, bude, atau orang lain, atau siapalah. Banyak dong ibunya ? Iya. Tapi semua adalah Ibu kita, kita memiliki kewajiban yang sama kepada mereka sebagai seorang anak. Terlebih lagi jika kita dilahirkan, disusui dan dibesarkan oleh wanita yang sama kan?
Pertanyaanku, berapa ibumu ??
Hm, ibuku satu. Aku dilahirkan, disusui dan dibesarkan olehnya. Jadi Three in One kan..