Lihat ke Halaman Asli

Jejak-jejak Malam

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari yang bertatahkan rembulan, mengusir senja tiada bertanya, di antara senyap sepi, hingga tak ada sapaan angin. Aku terus berpijak di atasnya, sandarkan asa di dinding harapan, di batas langkah kaki, menikmati malam tak berembulan, menjemput pagi tak bermimpi, Aku bergegas sebrangi samudra khayalan, siapkan diri jelajah hari tak perlu lagi genggaman hujan, satu senyum saja ditahan dunia takkan berangan, dan terus berjalan, mengantar langkah menyusuri sunyi, Dan aku tertegun,, persimpangan bukan pilihan, jika tujuan belum tertanam, baiknya ku berdiam dulu, dari sisa purnama yang mengambang, dan kusabdakan tanya, kemana angin berhembus?? jika alam tak lagi mngenalnya. sembunyilah di pelukan hutan hingga terbaring terperangkap gulita. -Alfiyan "El Haytham" Pikoli-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline