Lihat ke Halaman Asli

Strawberry Itu......

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mumpung hari ini ga ada jam ngajar, saya mau narsis aaaaah *_^

Ini berawal dari pertanyaan iseng seorang teman di facebook. Kenapa saya suka sekali Sotobeli (baca: strawberry hehehehe).

Hmmmm……..sebenanya nih…ini pertanyaan sulit. Karena saya juga ga tahu kenapa…hahahahaha Semuanya terjadi begitu saja (berasa dialog sinetron ya? Hihihihihi). Sejak kecil, saya tidak pernah mau diberi obat anak selain rasa si buah merah menggoda ini, ini menurut Ibu saya karena saya sendiri ga inget tuh. (yaeyalaaaaahhh dudul!!!!))

Menurut saya, sotobeli adalah apa yang bisa menggambarkan hidup. Anda pasti tahu kan bagaimana tampilan si buah ini? Yup..merah merekah.,menggiurkan., menggoda mata., membuat kita ingin mencicipinya. Dan bagaimana respon anda setelah gigitan pertama? Ada yang terus melanjutkan ke gigitan selanjutnya bahkan lagi, lagi, dan lagi. Ada yang meringis menahan kecut namun terus memakannya sampai habis. Dan pasti ada juga yang langsung berhenti di gigitan pertama sambil mencibir dan bertanya-tanya kok bisa orang-orang menyukainya? Hmmmmm….begitu juga kehidupan di mata saya. Menggiurkan bahkan tampilannya begitu sangat menggoda. Namun, tak seperti kenyataan. Hidup tak selalu manis seperti yang kita bayangkan. Asam dan pahit mungkin untuk mereka yang diberi cinta lebih oleh sang kuasa, Kenapa begitu? Saya selalu berpendapat bahwa semua yang kita anggap asam adalah bentuk “cintaNYa”.

Dan begitulah juga pastinya respon kita dalam mencicipi hidup. Beruntung sekali bagi mereka yang sangat menyukai”asam” nya rasa kehidupan. Tanpa menyerah melalui  fase ini. Tentu bukan Karena mereka suka dengan keadaan ini, tapi karena mereka yakin akan ada “kesegaran” yang akan mereka dapatkan seperti setelah melahap sotobeli. Sementara bagi yang terpaksa, mungkin hati kecilnya tak ingin namun apa mau dikata, itu sudah tertulis dan diperuntukan padanya. Mau tak mau dia harus “menghabiskan”.Lain lagi bagi mereka yang tak bias menyelesaikan “perhatian” dariNYa ini. Mereka menyerah tanpa mau mengunyah dan menelannya. Antara tahu dan tak mau bahwa di akhir ada sensasi mengejutkan.

Hmmmm……siapa sih saya yang coba-coba ngomongin hidup?? Hihihihihi….. Maaf deh kalau ga asik sama sekali. Hanya mencoba menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sudah pasti dudul ini.

Salam narsis *_^

*Buat Wulan, gw tau lo baca ini.  Jangan sembunyi dari semua!!Tunjukin kalo lo bisa!!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline