Ilmu pengetahuan selalu berjalan maju seiring berjalanya waktu, dengan perkembangan yang terus maju membuat manusia tidak pernah berhenti dalam melakukan inovasi. Salah satunya pada persoalan pangan, kemajuan teknologi membuat para ahli serta pihak terkait dalam dunia perpanganan dipermudah dalam melakukan alternatif dalam perkembangan dalam bidang pangan. Hasil dari perkembangan tersebut dapat berpotensi menjadi solusi di masa depan atau malah menjadi permasalahan baru. Salah satu contoh perkembangan di bidang pangan adalah pangan rekayasa genetik.
Pangan rekayasa genetik merupakan makanan dari bahan baku yang diproses dengan rekayasa genetik. Pangan hasil rekayasa genetik ini memiliki proses menggunakan bioteknologi dengan memodifikasi gen pada suatu organisme tertentu yang dapat membuat bentuk fisik maupun kemampuan anatomi yang berbeda. Teknik ini banyak diaplikasikan pada pangan jenis tanaman yang membuat mereka memiliki peningkatan hingga perubahan fungsi organ seperti warna yang berbeda, daya tahan yang meningkat, serta ukuran yang abnormal. Meski begitu tidak semua hasil dari rekayasa genetik menimbulkan respon yang positif.
Dalam pengembangan pangan hasil genetika/ Genetically Modified Foods (GMO) hingga saat ini masih sering menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat baik di negara pengguna GMO maupun negara pengembang GMO. Kontroversi yang paling sering dibicarakan ialah kontroversi potensi gangguan kesehatan akibat konsumsi GMO. Beberapa risiko GMO bagi kesehatan termasuk resistensi antibiotik, alergenisitas, perubahan nutrisi, dan adanya kemungkinan pembentukan racun (Maghari & Ardekani, 2011). Young dan Lewis (1995) mengatakan bahwa sedikit sekali informasi yang terkait dengan efek dari perubahan komposisi gizi pangan GMO baik yang berasal dari tanaman dan hewan seperti pada level interaksi hara, interaksi nutrisi, interaksi gen, bioavailabilitas/absorpsi nutrisi, potensi gizi, metabolisme nutrisi, dan ekspresi gen tentang situasi di mana nutrisi diubah. Berdasarkan informasi ini, diduga belum ada satu penelitian yang menjamin pangan rekayasa genetika 100% aman untuk dikonsumsi. Pangan hasil rekayasa genetika diperkirakan menjadi penyebab berbagai penyakit dengan asumsi bahwa gen asing mungkin mengubah nilai gizi makanan dengan cara yang tak terduga baik yang bisa mengurangi atau meningkatkan beberapa gizi dan nutrisi lain (Small et al., 2005). Kekhawatiran lainnya adalah resistensi antibiotik ke dalam tanaman yang banyak dikonsumsi dimungkinkan memiliki dampak negatif bagi kesehatan manusia dan hewan yang mengkonsumsi tanaman tersebut.
Berikut ini beberapa potensi risiko atau permasalahan yang mungkin terjadi akibat adanya konsumsi produk GMO
(1)Perubahan kualitas gizi makanan
(2)Resistensi antibiotik
(3)Potensi racun dari makanan rekayasa genetik
(4)Potensi alergi dari makanan rekayasa genetik
(5)Transfer gen yang tidak disengaja pada tanaman liar
(6)Kemungkinan pembentukan virus dan racun baru