Lihat ke Halaman Asli

Negara Kalut (sebuah renungan lamaku yang masih aktual)

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Negara macam apa ini?

Terbalut dalam onggokan daging bernanah

Tersiram kencing tikus got yang bau tanah

Terinjak rakusnya tirani

Dimana kami berada sekarang ini?

Kenapa kami bisa kalut berantakan?

Kami dulu tak berada dibawah tumpukan sampah

Dulu kami berada di negeri gemah ripah loh jinawi

Negara macam apa ini?

Terselimuti kabut penghasut keparat

Tersekat oleh perbedaan darah

Terbelenggu kepercayaan yang terkikis

Dimana kami ini sebenarnya?

Kenapa kami bisa terpecah begini?

Kami dulu tak terselimuti aib begini

Dulu kami ber-bhineka tunggal ika

Negara macam apa lagi yang terbelenggu oleh dirinya sendiri?

Dipermainkan tangan lembut sang pemegang mata uang

Diombang-ambingkan permainan diatas meja judi para ahli harta

Dijual dalam nilai yang sangat teramat rendah di mata kulit putih

Dimana lagi kami ini sebenarnya?

Kenapa kami bisa begini tidak mandiri?

Kami dulu bisa menata beras sendiri

Dulu kami berjuang dan berjaya

Inilah mungkin Negara Kalut sahabat

Dulu adalah dulu dan sekarang tetaplah sekarang

Negara yang tergantung di neraca uang orang lain

Negara yang digantungkan di ambang kemakmuran dan kemelaratan

Negara yang digantungi sejuta harapan dan hanya satu tonggak

Tonggak keropos yang terbalut angkara, ambisi, dan digerogoti tikus-tikus emas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline