Kebutuhan imunisasi anda tidak hanya saat balita. Orang dewasa juga butuh melakukan vaksinasi untuk melindungi diri dari paparan infeksi dan mencegah menularkan penyakit berbahaya kepada orang-orang terdekat.
Terlepas dari usia, kita semua butuh imunisasi untuk melindungi diri dari penyakit menular dan berbahaya. Perlindungan dari vaksin yang kamu dapatkan ketika balita memudar dengan waktu, dan dengan berkembangnya teknologi dan ilmu kedokteran, jenis vaksin yang dapat melindungi kamu pun bertambah.
Cari Tahu Vaksin Apa Saja Yang Kamu Butuhkan
Jenis vaksin spesifik yang kamu butuhkan sebagai orang dewasa bergantung pada usia, pekerjaan, gaya hidup, kondisi kesehatan, tujuan bepergian, dan vaksin yang telah kamu lakukan sebelumnya. Sepanjang hidup dewasa kamu, vaksin yang direkomendasikan adalah untuk perlindungan dari:
- Influenza (diulang setiap tahun untuk semua orang dewasa, dan saat hamil trimester ketiga)
- Pertussis (batuk rejan) (untuk semua orang dewasa yang belum menerima vaksin TDaP dan untuk wanita hamil)
- Tetanus dan Difteri (diulang setiap 10 tahun)
- Shingles atau Cacar Ular / Cacar Api (untuk dewasa usia diatas 50 tahun)
- Penyakit Pneumococcal atau Pneumonia (untuk dewasa usia diatas 65 tahun dan dibawah 65 tahun dengan kondisi kesehatan khusus atau merokok)
Vaksin-vaksin lain yang kamu butuhkan selain yang disebutkan diatas adalah untuk perlindungan terhadap human papillomavirus atau HPV (yang dapat menyebabkan kanker serviks pada wanita, dan kanker jenis lainnya pada pria), penyakit meningococcal atau meningitis bakterial, yellow fever, typhoid fever atau demam tifoid, hepatitis A, hepatitis B, varicella atau cacar air, campak, mumps atau gondongan, dan rubella atau campak jerman.
Melakukan Vaksinasi
Imunisasi adalah salah satu cara paling aman dan paling efektif untuk melindungi kesehatan kamu. Pastikan untuk selalu up-to-date melakukan vaksinasi yang direkomendasikan.
Sebaiknya, apabila memungkinkan, vaksinasi dilakukan secara pribadi di rumah sendiri agar terhindar dari penyakit yang mungkin ditularkan oleh pasien lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H