Lihat ke Halaman Asli

Taber Laot, Selamat Laut dan Buang Jong: Tradisi Adat Masyarakat Pesisir Pantai Pulau Bangka (1)

Diperbarui: 3 Mei 2016   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taber Laot Tanjung Putat - Menjelajahi Bangka-Belitung Images 

Kondisi geografis Kepulauan Bangka-Belitung

peta-bangka-belitung-archipelagofastfact-files1-57222f2e6323bdb30bc882bf.jpg

Peta Bangka-Belitung - archipelagofastfact.files.wordpress.com Images

Wilayah Kepulauan Bangka-Belitung dengan total luas keseluruhan mencapai  81.725,14 km2terbagi menjadi wilayah daratan dan lautan. Meliputi 16.424,14 km2( 20.1%) luas daratan dan 65.301 km2(79.9%) luas lautan. Secara umum, kepulauan Bangka-Belitung merupakan wilayah perairan, sehingga terdapat kelompok masyarakat pesisir pantai. Masyarakat pesisir pantai merupakan sekelompok orang yang  hidup mandiri secara bersama-sama dalam rentang waktu cukup lama, memiliki budaya yang khas identik dan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya alam pesisir dan laut.

Masyarakat ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Memiliki identitas yang khas,
  • Jumlah penduduk yang tidak banyak dan mengenal satu sama lain,
  • Memiliki keseragaman dengan tingkat perbedaan yang kecil.
  • Karakter yang keras, tegas dan terbuka. Mampu menerima perubahan, kompetitif dan memiliki rasa bangga.

Mereka memandang alam memiliki kekuatan, sehingga perlu menghormati dan menjaga keharmonisan. Hal ini mendorong untuk melakukan ritual adat laut. Adat-istiadat budaya yang dijalankan memiliki kesamaan  dengan daerah di bagian pesisir pantai lainnya. Salah satunya upacara adat sebagai ucapan syukur atas hasil laut yang melimpah, tolak bala dan harapan hasil laut melimpah di masa mendatang. Di Bangka-Belitung  terdapat beberapa ritual seperti  Taber Laot, Selamat Laut dan Buang Jong. Pada kesempatan ini, kita akan mulai membahas ritual adat Taber Laot.

Taber Laot Kepulauan Bangka Belitung

Taber merupakan salah satu upacara adat Bangka-Belitung, terdiri dari Taber Laot dan Taber Darat. Bertujuan untuk membuang bala ( musibah ) dan sial ( kemalangan). Upacara Taber telah dilaksanakan sejak zaman dahulu dan terus berkesinambungan hingga saat ini.

Tradisi Taber Laot dari kata “ Naber  berarti netral dan aman” dan “Laot  berarti lautan”. Sebuah tradisi upacara adat sebagai bentuk rasa syukur masyarakat pesisir pantai atas hasil laut yang melimpah, harapan akan berkah hasil melaut yang berlimpah di waktu mendatang, dan keselamatan berupa tolak bala [1] bagi nelayan yang mencari nafkah  dengan mengarungi laut. Laut telah menjadi sumber pencaharian utama yang tidak dapat dipisahkan bagi masyarakat pesisir pantai.

peta-koba-harianrealitanews-files-wordpress-images1-572230b1c723bd02076528b9.jpg

Peta Kabupaten Bangka Tengah - harianrealitanews.files.wordpress Images

Diselenggarakan oleh masyarakat Batu Beriga (Kecamatan Lubuk Besar; Kabupaten Bangka Tengah), Desa Kurau, Desa Kurau Barat dan di Pantai Tanjungputat (Kecamatan Belinyu - Kabupaten Bangka).

  • Ritual Taber Laot di Pantai Tanjung Berikat, Desa Batu Beriga, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline