Lihat ke Halaman Asli

Varisca Agnesia

Mahasiswa - mahasiswa

Aksi-Reaksi dalam Aktualisasi Konsep Humanitas

Diperbarui: 16 Mei 2023   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada tanggal 11-16 mei 2023 di TK Aisyiah Bustanul Athfal desa Kesambi kec. Pucuk kab. Lamongan diselenggarakan kegiatan DAD oleh PK IMM Blue Savant UMSurabaya, selama enam hari kegiatan PK IMM Blue Savant digelar, banyak agenda yang Calon kader dapatkan. Calon kader Blue Savant di berikan 9 materi mulai dari keislaman sampai dengan kesetaraan gender, di tengah itu terdapat materi tentang analisis sosial yang mana tujuannya agar para kader bisa menganalisis permasalahan sosial dan juga memberikan solusi atas masalah tersebut, kemudian di uji coba kepada masyarakat Desa Kesambi, Pucuk, Lamongan. Analisis sosial sendiri sebagai sistem interaksi antar individu untuk memecahkan masalah sosial.

Sebagai implementasi dari materi analisis sosial yang telah didapat, calon kader diuji coba dengan cara dibagi menjadi beberapa kelompok, dan beberapa relawan untuk terjun langsung ke lapangan. Sebelum terjun ke lapangan, seluruh kader diminta untuk mengumpulkan semua barang bawaannya termasuk hp dan uang, mereka berangkat dengan tangan kosong. Dari banyaknya relawan, salah satunya di tugaskan sebagai pengemis yang mana panitia sudah memberikan target untuk para relawan minimal dengan membawa pulang satu bungkus nasi.

Relawan pergi diantarkan oleh panitia yang kemudian disebar di beberapa titik jalan desa Kesambi, relawan yang berperan sebagai pengemis sudah mentargetkan sasarannya seperti penjaga toko, rumah makan, warung kopi, pemilik UMKM dan Orang yang dirasa mampu. Sesampainya dilokasi yang telah ditetapkan panitia, pengemis menuju target pertama yaitu orang yang sedang makan di warung makan, orang tersebut melihat pengemis lalu menyuruhnya duduk dan menanyakan apakah sudah makan, pengemis menjawab bahwa dia belum makan sesuap nasi, tidak disangka orang tersebut langsung membelikan makanan dan minum untuk pengemis, di samping itu orang tersebut menanyakan kronologi mengapa pengemis bisa sampai disini. Pengemis mulai menceritakan sandiwaranya bahwa orang tuanya telah meninggal, dan di daerah asalnya pengemis sudah tidak memiliki kerabat, pengemis bercerita bahwa niatnya pergi adalah untuk mengunjungi kerabat dari orang tuanya yang ada di kota Kediri. Kemudian orang tersebut menyarankan pengemis untuk pergi ke panti asuhan yang ada di Gresik tepatnya di kecamatan Bungah. 

Setelah makan selesai pengemispun pamit untuk melanjutkan perjalanannya, namun orang tersebut mencegahnya dan tanpa disangka beliau memberi pengemis uang sebesar Rp. 50.000, orang itu melihat bahwa pengemis tidak memakai sandal, dan dengan suka rela memberikan sandal yang dia gunakan untuk pengemis.

Di sepanjang perjalanan pengemis meminta-minta kepada UMKM yang ada, rata-rata dari mereka memberikan Rp 1.000-2.000. Pengemis melihat ada rumah yang bagus, yang mana dirasa keluarga itu sangat berkecukupan, dan terkejutnya pengemis orang kaya itu hanya memberinya uang Rp 500 yang mana itu tidak sebanding dengan apa yang terlihat. Pengemis tetap melanjutkan perjalanannya dan pengemis bertemu dengan ibu-ibu yang mengolah makanan, pengemis mendekat dan meminta sedekah padanya, ibu itu mempersilakan duduk di depan rumahnya tempat duduk yang disediakan berupa ranjang dari bambu, rumahnya pun sangat sederhana tapi tanpa diduga ibu itu memberi pengemis uang sebesar Rp 3.000, itu adalah nominal yang besar untuknya, tapi beliau ikhlas memberikan uang itu pada pengemis. Perjalanan selanjutnya terdapat tukang sayur yang tiba-tiba memanggil pengemis dan kemudian memberikannya uang. Setelah berjalan cukup lama dan waktu yang diberikan panitia juga sudah habis, pengemis memilih untuk kembali ke tempat kegiatan DAD dan bertemu dengan panitia kemudian menceritakan perjalanannya secara keseluruhan pada panitia. Setelah menghitung hasil dari pura-pura mengemis siang itu dalam waktu yang hanya 2 jam, pengemis sudah mendapatkan uang sebesar Rp 80.500, hasil paling banyak dari relawan yang lain. Yang kemudian uang itu di sumbangkan ke masjid.

Dari eksperimen sosial yang dilakukan siang itu, banyak hikmah yang didapatkan para kader, seperti rasa syukur yang harus di tambah, karena ternyata masih banyak orang yang lebih kurang beruntung dari kita, menjadi pengemis bukanlah hal yang baik, karena rasulullah pernah bersabda bahwasanya tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. 

Hikmah yang didapatkan oleh pengemis, keikhlasan itu tidak di ukur dari harta yang mereka punya, tapi dari kelapangan hati yang mereka miliki. Seperti pada salah satu isi Tri Kompetensi Dasar  IMM yaitu Humanitas, bahwasanya manusia harus bisa memanusiakan manusia lain dan peduli dengan keadaan sekitar. Kader yang telah dibagi menjadi beberapa kelompok tadi juga telah mencerminkan tema pada kegiatan DAD tahun ini yakni "Sresep Ideologi, Aktualisasi Intelektual Organik Dalam Cita Kader Reformis" , intelektual organik diciptakan dari para kader yang tadi telah membantu UMKM yang ada di desa kesambi, mulai dari membuat Harum Manis, mencari kangkung dan menjaga warung. Setelah 5 hari kegiatan disini, warga desa kesambi memberikan respon yang baik terhadap kedatangan kita, dan juga peka bahkan perhatian di desa ini. Suasananya hangat, warga ramah-ramah, memiliki jiwa religuius yang kuat, serta kemasyarakatan yang rukun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline