Lihat ke Halaman Asli

varia desy

Mahasiswa Dakwah dan Komunikasi Islam

Memperingati 15 Tahun Tsunami Aceh

Diperbarui: 10 Januari 2020   19:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cot Darat- 15 tahun setelah terjadinya tragedi tsunami, namun kenangan pahit itu masih tetap tertanam didalam ingatan korbannya. Mengingat kembali bagaimana teriakan dan tangisan saat itu bersatu dalam irama duka ketika yang di jaga selama ini undur diri dari dunia menemui sang pemilik sebenarnya. 

Wulandari salah satu korban tsunami harus menerima ketika tragedi tersebut membuatnya kehilangan salah satu kerabatnya. Ia bersama keluarganya mengikuti acara peringatan tsunami tersebut. Saat ditanyai tentang bagaimana perasaannya mengenai 15 tahun Tsunami ia mengatakan tidak trama dan membiarkan kejadian itu cukup menjadi sejarah saja.

"setelah 15 tahun Tsunami terjadi memang tidak ada trauma berat, tapi hanya terpikirkan bahwa itu adalah hari sejarah yang menyedihkan" ujarnya sambil merenung kejadian 15 tahun silam itu.

Rabu malam 25 Desember 2019 lalu, Desa Cot Darat menyelenggarakan acara memperingati 15 Tahun Tsunami.

Pada acara tersebut Tgk. Abu Manam menjadi penceramahnya. Dengan baju koko putih dan bawahan kain sarung serta lipatan kain sorban yang bertengger di bahunya kirinya. Tgk. Abu Manam merupakan pendakwah asal Bireuen yang telah menetap di Aceh Barat. Dengan logat Bireuen ia membuka ceramahnya. 

Dalam ceramahnya tersebut Tgk. Abu Manam membawakan dua tema.
"Karena disini belum diadakan Maulid jadi saya akan membahas 2 tema pada malam ini, yang pertama tentang sejarah Maulid dan yang kedua tentang terjadinya tsunami" ujarnya kepada masyarakat yang hadir disitu.

Setelah satu jam selesai membahas tentang sejarah maulid, tibalah pada pembahasan yang kedua yakni tentang tsunami, Tgk. Abu Manam mengatakan bahwa tsunami itu datang karena ulah manusia sendiri, yaitu banyaknya terjadi perzinaan diatas muka bumi ini.

"Kenapa tsunami bisa terjadi? Itu karena diatas bumi ini telah banyak terjadi perzinaan, laut marah minta kepada Allah, apa kata laut, ya Allah izinkan aku tenggelamkan mereka yang membuat kerusakan diatas bumi ini."  Ujarnya lantang disambut tatapan serius dari masyarakat.

Tgk. Abu Manam juga menyinggung tentang kejadian yang berlangsung di sebuah pantai Aceh Barat semalam saat sebelum terjadinya Tsunami.

Acara peringatan tsunami tersebut diakhiri dengan Do'a yang dipimpin langsung oleh Tgk. Abu Manam sendiri, ia membacakan do'a dengan bahasa yang bisa dipahami oleh masyarakat. Saat pembacaan Do'a berlangsung terdengar isak tangis dari beberapa masyarakat.
Setelahnya acara tersebut diakhiri oleh moderator acara Bayu Firmandha dengan kesan dan harapan, "demikian tadi, yang telah disampaikan oleh guru kita, bermanfaat untuk kita semua dan juga bisa memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, saya akhiri acara ini assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh" ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline