Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana (Effendy, 1998). Salah satu jenis pelayanan yang diberikan oleh posyandu adalah penimbangan dan pengukuran untuk memantau pertumbuhan anak. Penimbangan balita dilakukan secara rutin pada setiap bulan di posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kader posyandu yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk pemantauan status gizi balita dengan kegiatan penimbangan berat badan, mengukur tinggi badan, lingkar lengan, dan lingkar kepala secara rutin tiap bulannya. Namun, sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia, puskesmas belum mengadakan program pelatihan pengukuran antropometri kepada kader posyandu.
"Biasanya dari petugas Puskesmas sering mengadakan program pelatihan antropometri, Mbak. Namun, sejak pandemi ini (COVID-19) melanda hingga saat ini, masih belum ada pelatihan antropometri lagi", ujar Ketua Kader Posyandu Dahlia RW 03 Kelurahan Sukorejo, Semarang saat ditanya mengenai program pelatihan pengukuran antropometri.
Melihat situasi yang terjadi di lapangan, mahasiswa PKL Gizi Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang beranggotakan Margareta Clara, Varadhia Tesya, dan Rahma Azzahra berinisiatif untuk mengadakan pelatihan pengukuran antropometri kepada kader posyandu di RW 03 Kelurahan Sukorejo, Semarang.
Kegiatan pelatihan ini dilakukan di Posyandu wilayah setempat pada hari Sabtu (28/8) lalu. "Kami berharap dengan adanya pelatihan ini, kader posyandu dapat lebih terampil dalam melakukan pengukuran antropometri", kata salah seorang Mahasiswa PKL tersebut saat ditanya mengenai tujuan pelaksanaan program.
Acara dimulai pukul 09.00 WIB yang diawali dengan perkenalan terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan membagikan alat ukur antropometri yang meliputi meteran tinggi badan, pita lingkar lengan atas (LILA), dan alat ukur lingkar kepala kepada masing-masing kader posyandu.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Mahasiswa PKL Gizi UNNES tentang Antropometri dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Setelah mendapatkan materi, masing-masing kader posyandu diminta untuk melakukan praktik pengukuran antropometri berupa penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar lengan atas dan lingkar kepala.
Sebanyak 13 kader mengikuti kegiatan ini dengan tertib dan aktif. Sesuai hasil post-test, dapat dilihat adanya peningkatan keterampilan kader dalam melakukan pengukuran antropometri. Sebagian besar peserta menyampaikan kesan yang baik dan mamberikan saran agar mengadakan kegiatan pelatihan lagi namun dengan tema yang berbeda.
Sumber:
Effendy, N. (1998). Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.