Lihat ke Halaman Asli

Perlintasan Kereta Tanpa Palang Membawa Maut

Diperbarui: 3 April 2016   09:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karawang merupakan salah satu daerah yang berada di Provinsi Jawa Barat, yang dikenal sebagai lumbung padi nasional dan pangkal perjuangan Indonesia dalam menggapai kemerdekaannya. Kota bersejarah ini kini telah bertransformasi kearah industrialisasi yang moderen serta metropolitan.

Karena letaknya yang strategis Karawang pada masa ini menjadi daerah yang amat cepat perkembangannya, baik dari sarana dan prasarana serta infrastruktur. Mobilisasi penduduk yang keluar masuk karawang tentunya membuat pemerintah harus berfikir keras. Bahakan mega proyek kereta api cepat akan melewati karawang yang sedang digodok pengerjaannya. Kereta api merupakan sarana transportasi yang menjadi favorit masyarakat umumnya. Dimana kereta api menawarkan efisiensi dan efektifitas kepada masyarakat yang membutuhkan layanan lagi cepat dan murah.

Namun dibalik itu semua masih terdapat dilema, bahwasanya khususnya di Karawang sendiri kereta api sering memakan korban jiwa. Dapat dikatakan bahwa antara Karawang dan Bekasi terdapat beberapa perlintasan kereta tidak memiliki palang pintu yang sesuai standart, misalnya wilayah Warung Bambu dan Rawa Gebang. Tidak hanya itu, jalur kereta pun sangat terbuka dan berdekatan dengan pemukiman lagi menjadi tempat lalu lalang masyarakat. Tepatnya di daerah Gempol, dimana rel kereta tanpa pagar penghalang ini menjadikan masyarakat dengan mudah melintas yang tanpa mereka sadari sama saja dengan menantang maut. Tidak hanya dijadikan penyebrangan pejalan kaki, rel kereta gempol sering kali dijadikan sebagai halte untuk menunggu bus, bahkan yang parahnya dijadikan sarana bermain anak-anak sepulang sekolah.

Berdasarkan Pemaparan warga setempat rel kereta gempol sering sekali memakan korban jiwa. Sekitar dua hari yang lalu saja seorang nenek tersambar kereta dan terseret sekitar 30 meter, alhasil tubuhnya pun terpotong-potong hingga sulit dikenali, berdasarkan data dari media lokal setempat dalam satu tahun setidaknya terdapat 8 orang tewas tertabrak kereta api yang melintas bankan tahun lalu 2 siswi SMP tersambar kereta di jalur ini. Dikarenakan tidak adanya pagar pembatas antara jalan kendaraan umum dengan rel kereta, sehingga memudahkan masyarakat melintas dan berlalu lalang. Ironisnya rel kereta Gempol ini berdekatan dengan salah satu SD dan SMP.

Banyaknya kecelakaan maut di jalur kereta Gempol Karawang ini seharusnya direspon cepat oleh pemerintah daerah setempat. Mudah kiranya pihak yang berwenang membuat pagar pembatas agar masyarakat tidak leluasa melintas di rel kereta. Jika perlu membangun fasilitas pemyebrangan. Hal ini mutlak dilakukan mengingat seringnya jalur ini memakan korban jiwa.

Selain perhatian pemerintah yang harusnya merespon cepat masalah ini, kesadaran masyarakat pun harus timbul, dengan tidak melanggar peraturan dan menjadikan rel kereta sebagai arena canda tawa seta akses perlintasan pejalan kaki umum. Respon cepat pemerintah diharapkan demi memutus angka kematian yang tinggi akibat kelalaian, niscahya dengan kerja sama dan tindakan nyata pemerintah tidak akan ada lagi korban jiwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline