Lihat ke Halaman Asli

Mengapa C.i.n.t.a.m.u. Cenderung G.a.g.a.l. !?

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

mengapa c.i.n.t.a.m.u. cenderung g.a.g.a.l. !? syair nasihat : vanya anisya manila, 3 desember 2011 bismillahir rahmanir rahiim sahabatku sayang... di antara sejumlah permasalahan c.i.n.t.a., cukup banyak kita dapati pernyataan ‘fals’, yang mengeluhkan suatu bentuk penyesalan, lantaran diri merasa optimal, tetapi hasilnya nihil !? “aku sudah banyak berkorban untuk dia...” “kurang setia bagaimana lagi aku sama dia...” “keluarga & teman aku jauhi demi dia...” “setiap kali dia butuh aku selalu ada untuknya...” ya, ya, yaa... banyak sekali ragam keluhan, jika kalimat sejenis itu di muat satu per satu. padahal untuk menjawabnya cukup dengan satu kalimat; “begitulah akibatnya jika kamu berharap kepada manusia !” bukankah keimanan seseorang bisa saja ‘futur’, begitu pula perihal labil dan kelalaian !? hari ini mungkin ia menjadi teman baikmu, esok atau lusa  jadi sebaliknya atau kebalikannya. perhatikan dan waspadai keberadaan ‘sinkretisme’; yakni mencampur aduk antara haqq dengan bathil, dimana faham ini bertujuan meracuni akidah seseorang, sehingga sekadar 'baik' menjadi nomer satu, bukan al-haqq !! jika sekadar b.a.i.k. atau j.a.h.a.t. yang di ‘stressing’, maka ajaran sesat pun sepintas akan tampak baik. lantas ia diyakini layaknya mengimani al haqq !? padahal menurut syariat ia merupakan perkara bathil ! sebutlah semisal budaya ‘valentines day’... !? sepintas tampak mesra karena di ‘klaim’ hari kasih sayang. padahal ia merayakan runtuhnya kerajaan islam di spanyol, sekaligus pembantaian bagi umat islam kala itu !! begitu juga kepercayaan pada sosok yang di anggap baik, lantas ‘taqlid & ghuluw’ men-dewa-kan orang tersebut !? apapun yang datang darinya langsung di anggap shahih, tanpa melakukan ‘cross check’ pada al qur’an & as sunnah !? “jika kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan allah. mereka tak lain hanya mengikuti prasangka belaka, dan mereka tak lain hanya berdusta kepada allah.” (al an’aam 116). izinkanlah vanya menyampaikan sebentuk nasihat, tentang suatu perkara yang mungkin terlupakan, apalagi jika diri merasa sudah berbuat paling optimal, padahal itu hanya sebatas perasaan, bukan keimanan !! mungkin saja kamu telah berkorban demi pasangan, yang menerapkan perihal baik menurut kata dunia, tetapi nyatanya ia tidak sejalan dengan prinsip islam. apakah ini kamu katakan berbuat baik kepada allah !? kamu bahagiakan istri dengan menuruti permintaannya, padahal kemampuanmu tidak mungkin menyanggupinya. demi cinta, kamu pun berani menghalalkan segala cara !? apakah dengan begitu kamu berbuat baik kepada semuanya !? kamu serahkan kesucianmu dengan dalih atas nama cinta !? padahal kamu tahu bahwa ia m.u.t.l.a.k. hak suamimu saja !! lantas kamu katakan “tak pakai hati”, ketika cinta berakhir !? apakah baik kelakuan orang yang mengingkari kewajibannya !? percayalah, jika kamu mengacu hanya pada kebaikan dunia, maka makhluk yang di laknat allah ta’ala sekali pun, sungguh mereka juga memiliki sifat yang dikatakan baik; termasuk hewan, tumbuhan, bahkan sosok i.b.l.i.s. !? “lho kok i.b.l.i.s. dikatakan punya ‘sifat baik’ !?” tuh lupa kan, bahwa tolong menolong itu sifatnya baik !? bukankah i.b.l.i.s. selalu bahagia menolong siapa pun, jika itu bertujuan untuk ingkar kepada allah ta’ala !! “janganlah kamu mengikuti sesuatu, yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta tanggung jawabnya.” (al israa' 36) duhai sahabatku yang disayang oleh allah ta’ala... sikapilah setiap permasalahan dengan b.i.j.a.k.s.a.n.a., bukan malah mengurai akibat tetapi melupakan sebab !? atau membiarkan diri berendam dalam kubangan yang sama. maka camkanlah 3 prinsip yang insyaallah menjadi ‘revisibilitas’; pertama, c.i.n.t.a. kepada & karena allah adalah mutlak adanya. kedua, mengembalikan setiap perkara kepada prinsip syariat islam. ketiga, berbuat kebajikan bukan untuk pamrih kepada manusia. wallahu tabaraka wa ta'ala a'lam love and respect wassalamualaikum warahmatullaah vanya anisya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline