Lihat ke Halaman Asli

Detik-Detik Penentu Hidup dan Mati: Peran BLS dalam Penanganan Korban Kecelakan

Diperbarui: 18 Juni 2024   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selama ini, apa yang Anda lakukan ketika Anda melihat sebuah kecelakaan? Sekadar lewat kah? Tercengang? Atau mungkin posting di sosmed untuk memberitakan kejadian tersebut ke semua orang? Berapa kali Anda benar-benar mencoba membantu para korban kecelakaan? Saya yakin bisa dihitung menggunakan jari. Anda mungkin akan mengatakan bahwa ini bukan tanggung jawab Anda, tapi bagi para korban tersebut, tindakan sekecil apapun yang Anda lakukan dapat membawa dampak besar.

Dalam situasi darurat, setiap detik berarti. Satu langkah yang salah atau satu langkah yang terlambat bisa menentukan hidup dan mati bagi korban. Pada kecelakaan lalu lintas, tidak akan selalu ada tenaga kesehatan di tempat kejadian yang bisa merawat korban. Oleh karena itu, semua orang harus memiliki pengetahuan yang diperlukan agar dapat membantu korban. Bahkan, mengetahui hal sederhana, seperti memberikan ruang bagi korban untuk memastikan korban mendapatkan pasokan oksigen yang cukup, akan sangat membantu korban. Atau mengetahui hal-hal yang justru tidak boleh dilakukan, seperti tidak memindahkan korban dengan sembarangan, terutama pasien yang memiliki cedera pada bagian leher, karena dapat menyebabkan kematian pada pasien. 

Tingkat perawatan medis yang digunakan untuk pasien dengan penyakit atau cedera yang mengancam nyawa dikenal dengan Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar.  BLS meliputi serangkaian tindakan penyelamatan hidup yang dilakukan untuk mendukung fungsi vital tubuh korban, seperti pernapasan dan sirkulasi darah. 

Mempelajari BLS dapat membawa perubahan yang cukup signifikan dalam mengurangi kematian akibat kecelakaan di jalan raya. Dengan membekali setiap individu dengan pengetahuan dan teknik yang diperlukan untuk situasi darurat, pelatihan BLS dapat menyelamatkan banyak nyawa. Mulai dari memberikan CPR hingga mengendalikan pendarahan, keterampilan BLS dapat menjadi sangat penting dalam stabilisasi kondisi korban hingga bantuan profesional tiba. 

Selain itu, pelatihan BLS tidak hanya memberdayakan individu untuk mengambil tindakan saat terjadi kecelakaan di jalan raya, tetapi juga menanamkan rasa percaya diri dalam menangani keadaan darurat yang tidak terduga. Dengan memahami cara menilai situasi, memprioritaskan intervensi, dan berkomunikasi secara efektif, individu diharapkan dapat merespons berbagai situasi kritis dengan cepat dan tepat. Pelatihan BLS dapat membantu menjembatani kesenjangan antara terjadinya kecelakaan dan kedatangan tenaga medis profesional, sehingga meningkatkan peluang kelangsungan hidup bagi mereka yang membutuhkan.

Kesimpulan

Pelatihan BLS dapat meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan menyebarkan kesadaran dan memberikan pelatihan langsung mengenai penyelamatan nyawa, lebih banyak individu dapat lebih proaktif dan siap membantu saat krisis. Dengan begitu, diharapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan BLS dapat memberikan dampak positif dan berpotensi mengurangi kematian akibat kecelakaan lalu lintas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline