Lihat ke Halaman Asli

Dua Tokoh Perempuan yang Tekun dan Pemberani

Diperbarui: 14 Desember 2020   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kolase -- giphy.com

Kesempatan kali ini, penulis ingin membahas dua film yang sama-sama menceritakan perjuangan wanita dalam menegakkan keadilan. Kedua film ini memberikan kesan tersendiri bagi penulis.

Film pertama yaitu merupakan film Kartini yang dirilis pada tahun 2017. Film ini mengkisahkan bagaimana perjuangan seorang wanita dalam emansipasi wanita pada jaman dulu dalam kesetaraan pendidikan antara keturunan ningrat maupun masyarakat yang bukan keturunan ningrat. Kartini memiliki batasan dan juga tekanan akibat tradisi yang sudah turun menurun.

Film kedua yaitu merupakan film yang menceritakan gadis yang berasal dari China yaitu Hua Mulan yang dirilis pada tahun 2020. Menceritakan perjalan Mulan yang menyamar menjadi laki-laki demi menggantikan ayahnya dalam pelatihan prajurit yang disiapkan untuk menghadapi musuh.

Bagi penulis, kedua film ini memberikan kesan dan makna tersendiri. Apa lagi film ini sama-sama menceritakan dua wanita yang hebat dalam mendobrak pandangan wanita di bawah lelaki serta budaya yang mengekang.

Jaman kini semakin maju, namun juga masih ada beberapa orang yang tidak menghargai dan menghormati seorang perempuan. Hal ini sudah menjadi penyakit sejak jaman dulu.

Kedua film ini memang memiliki perbedaan latar belakang dan daerah. Namun perbedaan itu tidak dapat menutupi bahwa dimanapun wanita berada, tetap mendapat perlakuan yang tidak adil, tidak peduli setinggi apapun cita-cita seorang wanita tetap pada akhirnya hanya akan tetap dinikahkan.

Kartini dan Mulan memiliki persamaan karakter yang kuat dan berani mendobrak budaya patriarki. Kartini yang  berlatar belakang priyayi atau kelas bangsawan, dan sedangkan Mulan merupakan tokoh fiksi yang memiliki latar belakang seorang putri dari keluarga yang biasa saja.

Sebelum masuk ke lebih jauh pembahasan dari dua film, penulis ingin menggunakan teori feminisme sebagai landasan dalam pembahasan. Mungkin kata 'feminisme' sudah tidak asing bagi kita.

Feminisme sendiri berangkat dari bahasa latin femina yang artinya perempuan. Istilah feminisme sudah digunakan sejak tahun 1890 yang membahas teori kesetaraan laki-laki dengan perempuan.

Feminisme berangkat dari sejarah dan budaya dominasi laki-laki yang mengelompokkan gender terutama perempuan dengan marjinal. Lalu muncullah ketidakseimbangan atau ketimpangan baik dari laki-laki maupun perempuan.

Berangkat dari isu perempuan yang sering dianggap sebelah mata dan hanya dianggap sebagai objek keindahan, teori ini ingin mengubah pandangan perempuan yang selalu derada di bawah laki-laki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline