Lihat ke Halaman Asli

Meraih Sukses dengan Skuad Seimbang

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Masalah finansial adalah momok yang sering dihadapi klub-klub Indonesia. Tunggakan gaji pemain selalu menghiasi berita-berita di berbagai media massa. Salah satu alasan yang bisa membuat hal ini terjadi adalah karena manajemen klub-klub Indonesia kurang bijak dalam membentuk skuad. Banyak tim yang membentuk skuad dengan terlalu banyak pemain. Apalagi format 2 wilayah di musim ini membuat jumlah pertandingan menjadi berkurang. Meski ada Piala Indonesia, tidak menjadi jaminan bahwa klub dengan skuad gemuk bisa memberikan kesempatan bagi seluruh pemainnya. Sebaliknya dengan skuad ramping, para pemain akan punya kesempatan bermain yang lebih banyak. Absennya pilar-pilar inti bisa dimanfaatkan untuk memoles pemain-pemain belia dan memberi kesempatan bagi pemain-pemain yang masuk kategori pelapis. Hal ini bisa memangkas jarak kualitas antara pemain inti dan pemain cadangan.
Membentuk skuad seimbang/ ideal tentu langkah yang sangat bijak. Mengontrak 23 pemain plus 2 pemain magang dari Tim U-21 adalah langkah awal. Meski kuota pemain asing 3+1, namun menggunakan 3 pemain asing akan jauh lebih efisien mengingat peraturan yang hanya memperbolehkan keberadaan 3 pemain asing dalam 1 pertandingan. Langkah berikutnya dalam membentuk skuad seimbang yakni ::
20 pemain lokal = 5 pemain <23 tahun + 10 pemain 24-29 tahun + 5 pemain 30 tahun ke atas
3 pemain asing :: 1 pemain <23 tahun + 1 pemain 24-29 tahun + 1 pemain 30 tahun ke atas.
Hal ini akan membuat klub punya total 7 pemain muda (5 kontrak + 2 magang) dalam skuadnya. Sementara kuota 5 pemain bagi pemain berusia 30 tahun ke atas akan memberikan tempat bagi ikon klub (pemain yang sudah lama di klub), juga para pemain senior berpengalaman di detiap area (kiper, bek, gelandang, penyerang) yang akan membimbing adik-adiknya.
Sementara itu jatah pemain asing <23 tahun bisa diisi oleh pemain-pemain asing dari negara-negara kuat yang masuk Timnas juniornya, sehingga kualitasnya terjamin. Langkah lain untuk mengisi jatah ini adalah yakni mengadakan kerjasama dengan klub-klub divisi teratas Eropa dan Brazil agar bisa meminjam pemain muda berkualitas. Lumayan, untuk mengirit biaya. Kemudian dikontraknya 1 pemain berusia 30 tahun atau lebih guna membagi pengalamannya. Tentu kuota ini harus diisi pemain asing senior yang punya kualitas di atas pemain lokal. 1 jatah lagi diisi oleh pemain berusia 24-29 tahun yang punya kualitas di atas pemain lokal dan punya energi yang masih sangat bugar guna membantu klub meraih prestasi.
Sekian tulisan saya, maju terus sepakbola Indonesia!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline