Lihat ke Halaman Asli

Kami Butuh Lebih dari Sekadar Serangan Balik!

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kerap memainkan strategi serangan balik cepat kala menghadapi tim-tim besar adalah ciri khas sekaligus cara Manchester United menutupi kelemahan lini tengah mereka. Lantas apakah cara ini efektif? Mungkin jawaban ya akan muncul pada 1 atau 2 pertandingan. Tapi tidak dalam banyak pertandingan. Pada musim ini MU ditaklukan Chelsea 1-3, dihantam City 1-4 dan 0-3, dibekuk Liverpool 0-1 dan 0-3, serta terakhir dikalahkan Bayern 1-3 kala memainkan skema tersebut. Itu cukup menjadi bukti bahwa MU tidak bisa terus-terusan mengandalkan serangan balik cepat untuk kembali menguasai Inggris, apalagi Eropa dan dunia. MU pun butuh lebih dari sekedar umpan crossing untuk kembali bersaing dengan tim-tim papan atas. Keberadaan Antonio Valencia di sayap kanan adalah contoh lain bahwa gaya main MU sudah terlalu kuno. Di klub mapan lain, mungkin kita tidak akan menemukan nama Valencia di sayap kanan, melainkan di bek kanan. Ya, sejatinya Valencia lebih cocok di posisi tersebut. Karena ia punya tipe yang tidak jauh berbeda dengan Jordi Alba, David Alaba, serta para fullback asal Brazil. Bolehlah Valencia dimainkan di sayap kanan, tapi sebagai alternatif strategi, ataupun untuk melapis pertahanan saat sudah unggul. Moyes ataupun penggantinya (jika ia lengser) harus mulai berpikir untuk memainkan possession football serta mengkombinasikan umpan-umpan pendek dengan umpan-umpan direct agar permainan tim terlihat lebih variatif dan menghibur. Juan Mata, Shinji Kagawa dan Adnan Januzaj adalah tipikal pemain-pemain cerdas. Sejatinya mereka adalah playmaker. Tapi dimainkan di sisi lapangan bukan hal yang buruk, asalkan mereka diberi kebebasan untuk berkreasi serta berotasi di dalam lapangan. 1 lagi yang selalu saya ungkit dalam artikel-artikel saya sebelumnya yang mengulas tentang Manchester United adalah Carrick butuh teman. Fellaini bukanlah teman yang tepat bagi Carrick saat ini. Dilihat dari cara bermain, ia hanyalah seorang deputi bagi Carrick. Tom Cleverley dan Darren Fletcher pun tidak terlalu istimewa mengingat keduanya lebih bertipe box to box midfielder. Padahal MU butuh seorang gelandang tengah yang punya visi bermain bagus, pandai melepas umpan cerdas dan mengalirkan bola dari belakang ke depan, serta kemampuan sebagai seorang penyeimbang. Dengan kata lain, MU lebih membutuhkan pemain bertipe stylish di lini vital ini, ketimbang tipe fighter. Nama Ilkay Gundogan dan Toni Kroos yang digadang-gadang bakal direkrut MU adalah contoh pemain yang saat ini benar-benar dibutuhkan MU. PR lainnya adalah menggantikan para veteran dengan pemain-pemain berkualitas bintang agar tim bisa lebih kompetitif. Nemanja Vidic sudah pasti bakal pergi ke Inter pada akhir musim. Rio Ferdinand, Patrice Evra dan Ryan Giggs juga kemungkinan tidak bakal dipertahankan di musim depan mengingat performa mereka sudah jauh menurun. Nama-nama seperti David Luiz (bek tengah, gelandang bertahan), Mats Hummels (bek tengah), Fabio Coentrao (bek kiri), Luke Shaw (bek kiri) cukup potensial untuk direkrut. Mereka punya kualitas yang bagus dan dapat mengangkat kualitas tim. Jika MU tidak memperbaiki kualitas timnya, mereka akan makin membosankan dan semakin sulit bersaing di kasta tertinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline