Grand Final dari ajang Ambassadors of UPH yang ke-4, berlangsung pada tanggal 21Mei 2018. Acara ini telah diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UPH sejak tahun 2015 .Kegiatan tersebut dilaksanakan di Grand Chapel Kampus Universitas Pelita Harapan (UPH) Lippo Village. Acara ini disaksikan oleh 1000 undangan yang hadir dan diikuti oleh Top 20 finalis yang akan melalui tahapan akhir penjurian.
Ambassadors of UPH merupakan organisasi ,yang bertujuan sebagai sarana untuk mengembangkan karakteristik dan kualitas mahasiswa, bukan bukan hanya untuk ajang pengakuan akan hal-hal yang berhubungan dengan kecantikan , bakat , prestasi akademik dan pelayanan publik. Mereka yang menjadi Ambassadors of UPH memiliki tanggung jawab yang sangat besar , karena mereka akan menjadi representasi dari UPH dalam beragam acara dan kegiatan khusus.
Sehingga diharuskan bagi mereka untuk mendalami dan mengerti setiap elemen dan profil dari lulusan UPH , yaitu menjadi seorang sarjana yang terekspos oleh pendidikan seni liberal Kristen (Scholar), menjadi pemimpin yang mempunyai visi untuk transformasi (Leader) dan menjadi warga negara yang melayani Tuhan , Indonesia dan sekitar mereka (Citizen).
"Pekerjaan ini memang bukan lah hal yang mudah , tetapi kita harus ingat bahwa semua yang kita lakukan , bukanlah untuk kemuliaan kita , melainkan untuk kemuliaan Tuhan." Jelas Dr. Curtis J. Taylor, yang merupakan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.
Dalam ajang Ambassadors tahun ini, para panitia menetapkan tema 'Quintessence' untuk setiap proses penilaian , yang makna nya adalah the perfect or typical example of quality of a perfect embodiment .
Wakil Ketua BEM 2017-2018, Margaretha Regine Anjanetsa menjelaskan bahwa kata perfect di sini maksudnya adalah bentuk terbaik dari mahasiswa , yang akan mempresentasikan visi misi UPH , bukan merujuk kepada suatu kesempurnaan. Dilandaskan pada 3 pilar , pengetahuan sejati , iman kepada kristus dan karakter ilahi , program Ambassadors UPH berharap dapat mengembangkan duta UPH sebagai role model yang baik .
Lebih lanjut, Margaretha Regine Anjanetsa mengatakan bahwa "Proses menjadi Ambassadors of UPH bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan proses yang lama. Para calon ambassadors harus belajar , berlatih dan membekali diri mereka untuk memenuhi syarat-syarat menjadi representasi UPH , kurang lebih selama 5 bulan "
Penentuan pemenang dilakukan oleh para juri yang merupakan wakil dari unsur Rektorat, Yayasan dan Kemahasiswaan, diantaranya adalah Andry M. Panjaitan -- Direktur Student Life; Anita Purwanti - ; dan Budhi T. Yuwono -- Senior Assistant to Rector.S elain menentukan top 12 , top 6, dan pemenang dari Ambassadors of UPH , panita juga menyediakan trophy untuk dua kategori lainnya yaitu
The Most Favorite dan The Best Project.
Setelah melalui seluruh tahapan penilaian, Tamariskha Tibby, Mahasiswa Conservatory of Music 2016 berhasil menjadi The Ambassador of UPH terpilih, disusul Stephanie Fenuella, Hubungan Internasional 2017 sebagai Runner up 1, dan Olivia Robertson, Mahasiswa Fakultas Kedokteran 2016 sebagai Runner Up 2. Sementara untuk kategori The Most Favorite terpilih Natasha Gabriela (Matematika, 2017) , dan The Best Project tim yaitu diraih oleh Timothy Jordan (Hubungan Internasional, 2017), Karen Vanessa (Fakultas Hukum, 2017), Olivia Robertson (Fakultas Kedokteran, 2016), dan Natasha Gabriela (Matematika, 2017), melalui project mereka 'Makan MSG (Murah, Sehat, Gampang).
Grand Final Ambassadors of UPH juga dimeriahkan oleh beragam performance baik dari para Top 20 Finalis Ambassadors of UPH, maupun penampil lainnya seperti Shena Malsiana.