Lihat ke Halaman Asli

Pelaksanaan Hari Raya Kuningan dan Nasi Kuning Sebagai Simbol Kemakmuran

Diperbarui: 20 November 2021   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Hari raya Kuningan merupakan hari raya bagi umat beragama Hindu yang perayaannya jatuh pada Saniscara, Kliwon, wuku Kuningan.  Hari raya Kuningan dirayakan setiap 210 hari dan dilaksanakan 10 hari  setelah hari raya Galungan.

Makna dari hari raya Kuningan adalah sebagai peringatan kepada kebesaran Ida Sang Hyang Widhi dalam wujud Sang Hyang Parama Wisesa (roh-roh suci yang berjasa mebentuk manusia menjadi luhur). Pada saat hari raya Kuningan umat beragama Hindu melaksanakan persembahyangan di pagi hari.

Di desa saya Banten pelaksanaan Kuningan hampir sama dengan banten pada saat Galungan, perbedaannya adalah pada nasi yang digunakan. Dimana pada saat hari Raya Galungan nasi yang dihaturkan adalah nasi putih, tetapi pada saat hari raya Kuningan nasi yang dihaturkan adalah nasi kuning. 

Contohnya adalah didalam Ajengan. Nasi yang digunakan adalah nasi kuning, dimana Ajengan tersebut berisi lauk pauk sesuai dengan keinginan dari pembuatnya.

Nasi kuning ini merupakan lambang dari kemakmuran sebagai tanda terimakasih kita atas anugerah yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam perayaan hari raya Kuningan ini diharapkan agar semua manusia selalu kompak dan saling membantu satu sama lain sehingga terciptanya suatu keharmonisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline