Di negara demokratis ini, masyarakat Indonesia menganut nilai kemanusiaan dan kesetaraan di mata hukum, yang banyak dikenal dengan hak asasi manusia (HAM). HAM berbicara tentang bagaimana hak - hak kita sebagai warga negara dijamin oleh institusi atau dalam hal ini, negara itu sendiri. Dalam isu tersebut, masyarakat, tanpa terkecuali, mendapat hak yang sama untuk mengakses banyak hal yang difasilitasi oleh negara, termasuk pendidikan.
Namun realitanya, tidak sedikit anak yang tidak mendapat fasilitas yang sama dalam pendidikan mereka. Papua, provinsi yang berdiri sejak 1 Mei 1963 ini kerap dikenal dengan kualitas pendidikan yang rendah dan tertinggal. Dilansir dari uinsaid.ac.id yang diakses pada 18 April 2024, hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti fasilitas sekolah, kemampuan siswa, dan keterbatasan tenaga pendidik. Disebut juga bahwa selain ekonomi dan kesehatan, salah satu kunci keberhasilan dalam membangun wilayah Papua adalah pendidikan.
Setelah mengetahui fakta tersebut, tentu masyarakat yang menganut nilai kemanusiaan dan asas demokrasi tidak bisa diam. Pada era globalisasi ini, dunia pendidikan sedang bergerak mengintegrasi inklusivitas dalam pendidikan, yang kerap disebut pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif merupakan suatu pendekatan sistem sekolah yang bertujuan untuk memastikan semua siswa, terlepas dari latar belakang, kemampuan, atau identitas mereka, memiliki akses yang sama terhadap pendidikan yang berkualitas dan terlibat sepenuhnya dalam semua aspek kehidupan sekolah. Hal ini mencakup siswa penyandang disabilitas, siswa dari komunitas marginal, serta siswa dari latar belakang budaya dan bahasa yang beragam.
Dalam konteks demokrasi dan hak asasi manusia, pendidikan inklusif memainkan peran penting dalam mendorong kesetaraan, keadilan sosial, dan realisasi hak asasi manusia bagi semua individu. Hal ini pun sangat baik untuk diterapkan pada dunia pendidikan di Indonesia. Ada beberapa cara untuk mengimplementasikan pendidikan inklusif di Indonesia:
- Pelatihan guru - guru.
Pelatihan ini mengajarkan guru untuk menggunakan teknik manajemen kelas, pendekatan pengajaran inklusif, diferensiasi pembelajaran, dan metode pembelajaran lainnya untuk membantu berbagai pelajar di kelas.
- Bahan pengajaran yang aksesibel.
Bahan ajar yang dengan mudah diakses dapat lebih memenuhi gaya dan kemampuan belajar yang berbeda antar siswa. Hal ini mencakup penggunaan alat bantu visual dan materi multimedia yang beragam.
- Keterlibatan orang tua, guru, dan masyarakat
Orang tua, guru, dan masyarakat dalam proses pendidikan dengan menyelenggarakan pertemuan orang tua - guru serta forum komunitas dapat membantu dengan bekerja sama dengan organisasi lokal dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk menyediakan dukungan dan sumber daya tambahan bagi siswa berkebutuhan khusus. Hal ini juga dapat digapai dengan mengadakan acara yang merayakan keberagaman, seperti acara perayaan budaya atau kampanye yang merayakan keberagaman. Hal ini juga dapat mendorong inklusi dalam komunitas sekolah, dimana siswa didorong untuk belajar dan menghargai berbagai bahasa, budaya, dan kemampuan yang berbeda.
Dengan mengambil pendekatan holistik serta mengimplementasikan pendidikan inklusif, Indonesia dapat mengambil langkah besar untuk memastikan bahwa semua anak, terlepas dari latar belakang atau kemampuan mereka, memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas serta kesempatan belajar dan berkembang.