Lihat ke Halaman Asli

Sosok di Balik Salam Rancage Bogor

Diperbarui: 22 Mei 2019   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Seperti yang kita ketahui, terdapat banyak sampah yang bisa kita ubah dan kembangkan menjadi sebuah barang yang berguna dan memiliki nilai jual untuk masyarakat yang berminat akan barang tersebut. Hal tersebut tentu saja dapat mengurangi intensitas sampah terutama sampah daur ulang di Kota Bogor.

Kegiatan mendaur ulang sampah menjadi barang yang memiliki nilai jual sudah dilaksanakan salah satu rumah produksi bernama Salam Rancage yang berada di Kota Bogor. Salam Rancage sendiri didirikan oleh Tri Permana Dewi dan Aling Nurnalari pada tahun 2012. Keduanya dulu merupakan murid dari Sekolah Alam Bogor yang gencar menjalankan program bank sampah sejak tahun 2009, sehingga kata Salam di nama rumah produksi Salam Rancage memiliki arti Sekolah Alam. 

Untuk program bank sampah sendiri merupakan program untuk siswa yang diwajibkan untuk menyetorkan sampah sehingga sampah-sampah tersebut dapat didaur ulang. Ibu Dewi dan Ibu Aling sepakat bahwa kegiatan tersebut merupakan langkah kontribusi lebih dari sekadar mengelola sampah.

Salam Rancage sendiri berfokus dalam memberdayakan para perempuan, khususnya ibu-ibu dilingkungan setempat untuk menjadi anggota di rumah produksi tersebut. Ditanamkan perasaan berdaya yang terus bertumbuh dalam binaannya, keduanya melihat bahwa setiap individu dapat menghasilkan manfaat melewati cara yang mudah dan sederhana, dengan mengembangkan keterampilan serta kreatifitas diri dalam berkontribusi untuk kegiatan daur ulang yang dilaksanakan.

Dok. Pribadi

"Kita berpikir, apa program yang dapat dikerjakan oleh perempuan tanpa bantuan mesin, namun tetap marketable yang dapat diterima oleh pasar. Sehingga kita memilih recycle product, karena salah satu misi kita adalah menjalankan bisnis yang tidak memiliki efek samping negatif untuk lingkungan sekitar," ujar Ibu Aling, selaku pencetus Salam Rancage Bogor.

Ibu Aling juga mengatakan bahwa keduanya sebagai pencetus Salam Rancage ingin menyampaikan inspirasi dan pesan bahwa membangun bisnis itu dapat sejalan dengan membangun dampak positif dan sosial untuk masyarakat, sehingga keduanya dapat berjalan beriringan, mengepak bersamaan layaknya sayap burung.

"Kami ingin proofness, bahwa kita bisa menjalankan sebuah bisnis sekaligus membangun dampak sosial di masyarakat. Walaupun effortnya lebih berat, karena kami percaya bahwa bisnis yang hebat dan bagus itu cukup keren, tetapi ada yang jauh lebih keren daripada sekadar bisnis yang bagus, yaitu bisnis yang dapat memberikan manfaat bagi orang banyak."

Dok. Pribadi

Awalnya Salam Rancage hanya memberikan binaan kepada 6 ibu-ibu saja, namun kini meningkat hingga 93 ibu-ibu. Mereka bersama-sama menciptakan kreasi koran yang menjanjikan. Tidak hanya mementingkan keuntungan, bisnis yang dilakukan pun menekankan pada pengembangan masyarakat.

Kini dalam sebulan, Salam Rancage dapat menghasilkan dan menjual 1000 -- 2000 buah barang kerajinan yang siap dijual diberbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. Berkat ketekunan Ibu Dewi dan Ibu Aling dalam menginspirasi untuk memajukan potensi masyarakat dan industri hijau, Salam Rancage telah mengikuti serangkaian pelatihan oleh pusat pelatihan ekspor Indonesia pada tahun 2015. Kedepannya, Salam Rancage akan terus mengembangkan bisnis ini demi menggapai pasar internasional.

Kegiatan ini membuktikan bahwa masalah pemupukan sampah dapat diselesaikan dengan menumbuhkan kesadaran akan kehidupan disekitar kita. Kegiatan ini merupakan sebuah permulaan untuk menyimpan harapan. Jika ide program Salam Rancage diadaptasi oleh berbagai daerah di Indonesia dan dilakukan secara sinergis, permasalahan sampah dapat tersalurkan dengan bijak serta mendapatkan nilai ekonomi.

Dok. Pribadi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline