Lihat ke Halaman Asli

VANIA INDAH TRIBUANA

Universitas Brawijaya

Apa Guna Penyuluhan Petani?

Diperbarui: 9 Juni 2022   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budidaya Tanaman Jeruk siam (Citrus Nobilis Var. Microcarpa Lour). Foto: Vania Indah 

Sebagai bagian dari mahasiswa pertanian di salah satu universitas tinggi negeri, saya –dan mungkin teman-teman lain– sering bertanya-tanya. Sebenarnya seberapa penting penyuluhan bagi para petani? Apakah itu sangat diperlukan pada kenyataanya atau hanya formalitas belaka? 

Semua pertanyaan saya terjawab ketika saya dan rekan-rekan saya mengunjungi petani jeruk siam (Citrus Nobilis Var. Microcarpa Lour) di Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kota Malang. 

Hasil wawancara 6 dari 10 petani masih mengaku tidak paham mengenai kebutuhan pupuk dan pestisida jeruk siam. Pengetahuan petani yang minim berkaitan dengan kurangnya kontribusi dalam memberikan penyuluhan secara merata dari pihak desa atau pemerintah mengenai pupuk dan pestisida. 

Pupuk dan Pestisida

Petani, pupuk, dan pestisida adalah hal sulit untuk dipisahkan. Pengetahuan yang kurang tepat mengenai kandungan dan cara penggunaan pupuk serta pestisida akan berpengaruh pada perilaku atau praktik yang kurang tepat pula oleh petani pada lahan pertanian. 

Pengetahuan yang dimiliki petani sangat berpengaruh untuk terbentuknya suatu tindakan. Di mana hal tersebut akan berkolerasi hasil produksi pertanian yang maksimal serta resiko gagal panen yang rendah.

Hal Unik yang terjadi di Desa Selorejo ialah para petani memiliki “resep” sendiri untuk pemeliharaan komoditas. Namun, hal ini berdampak pada hasil produksi dari komoditas tersebut yang terlalu beragam dan tidak konsisten. 

Pengetahuan mengenai pupuk dan pestisida sangat berpengaruh pada perkembangan suatu komoditas budidaya Menurut Catur Yuantari et al. (2013) salah satu faktor penyebab kurangnya pengetahuan petani dalam memperhatikan penggunaan dan kandungan pestisida adalah karena masih banyaknya petani yang buta huruf. 

Hal ini menjadikan para petani kesusahan dalam memahani cara penggunaan yang baik dan kandungan yang terdapat dalam pupuk dan pestisida. 

Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan para petani meliputi tingkat pendidikan, keikutsertaan dalam kelompok tani, usia, dan pengalaman dalam bertani (Azizah & Sugiarti, 2020).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline