Lihat ke Halaman Asli

Vania Felicia

UPN "Veteran" Yogyakarta

Analisis Konflik India dan Pakistan dalam Memperebutkan Wilayah Kashmir dengan Perspektif Realisme

Diperbarui: 31 Mei 2024   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Realisme adalah sebuah teori klasik yang mendominasi studi hubungan internasional selama masa Perang Dingin. Realisme mendominasi masa Perang Dingin karena penekanannya pada kompetisi yang waktu itu sesuai dengan sifat pokok persaingan AS-Uni Soviet (US).

Realisme menekankan bahwa negara adalah aktor utama dalam politik internasional dan cara untuk mencapai tujuan negara adalah dengan power atau kekuasaan.

Power adalah dasar dari semua tindakan setiap negara dan tujuan mereka memaksimalkan power adalah untuk mencapai tujuan mereka sendiri dengan lebih baik.  Setiap negara pasti memiliki keinginan naluriah untuk mendominasi negara-negara lain, sehingga membuat mereka berperang.

Menurut perspektif realis, kepentingan nasional adalah tujuan jangka panjang yang umum dan berkelanjutan. Untuk mencapainya, negara akan melakukan apa pun, termasuk perang dan konflik demi tercapainya kepentingan nasional.

Dalam reaslisme, terdapat 4 asumsi yang menjadi dasar teori. 4 asumsi tersebut adalah

  • Negara sebagai aktor tunggal
  • Negara sebagai aktor utama
  • Anarki internasional
  • Kepentingan nasional

Dalam konteks konflik India dan Pakistan memperebutkan wilayah Kashmir, kita dapat menggunakan teori realisme untuk menganalisis konflik ini.

Konflik antara India dan Pakistan mengenai wilayah Kashmir bermula sejak kedua negara merdeka dari Inggris pada tahun 1947. Konflik ini berawal dari perbedaan kepentingan nasional antara India dan Pakistan terkait perebutan wilayah Kashmir.

Wilayah Kashmir adalah sebuah kerajaan dengan mayoritas Muslim yang dipimpin oleh Maharaja Hindu Hari Singh dipandang sebagai wilayah strategis untuk pertahanan negara dan memiliki keuntungan geopolitik yang spesifik.

Saat pembagian India dan Pakistan berdasarkan garis agama (Hindu dan Muslim), kerajaan Kashmir menghadapi pilihan sulit antara bergabung dengan India atau Pakistan. India dengan mayoritas Hindu dan Pakistan dengan mayoritas Muslim.

Pada awalnya, Maharaja Hari Singh memilih untuk independen hingga menghadapi invasi dari Pakistan, ia akhirnya meminta bantuan dari India. Maharaja menandatangani instrumen aksesi yang membuat Jammu dan Kashmir menjadi bagian dari India.

Sejak saat itu, wilayah Kashmir telah menjadi titik panas dalam hubungan India-Pakistan. Ini adalah pemicu awal intervensi militer dari India dan memulai perang pertama antara India dan Pakistan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline