Lihat ke Halaman Asli

Museum Dr. Soetomo, Tempat Wisata dan Saksi Sejarah Indonesia

Diperbarui: 27 Januari 2023   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto patung dr. Soetomo. | Sumber: Dok. pribadi

Terdapat salah satu bangunan tua yang cukup menarik perhatian. Letaknya di Jalan Bubutan nomor 85-87, Surabaya, Jawa Timur. Bangunan tersebut bernama Gedung Nasional Indonesia (GNI) yang dibangun pada tanggal 11 Juli 1930. Pada Komplek Gedung Nasional Indonesia (GNI) ini didirikan Museum dr. Soetomo, di sampingnya terdapat Makam dr. Soetomo. Pendopo GNI dan paviliun yang sekarang menjadi Museum dr. Soetomo didirikan oleh dr. Soetomo dan organisasinya yang bernama Indonesische Study Club (ISC) pada tahun 1930-an.

"Dibangunnya gedung ini bertujuan sebagai tempat mengadakan rapat-rapat organisasi yang saat itu belum dimiliki oleh rakyat Surabaya. Selain untuk rapat organisasi, pendopo GNI juga digunakan sebagai gedung kesenian," ujar Agata Wira Yudha, karyawan pengelola Museum dr. Soetomo.

Museum dr. Soetomo dari luar. | Sumber: Dok. pribadi

Bangunan berbentuk rumah tua dua lantai berwarna krem itu masih berdiri kokoh dan dirawat dengan baik. Sebelum masuk ke dalam Museum dr. Soetomo, pengunjung harus memesan tiket secara online di website resmi tiket wisata Surabaya terlebih dahulu.

Lantai pertama museum terdapat riwayat hidup dan foto dokumentasi dr. Soetomo mulai lahir hingga beliau bekerja di Rumah Sakit Central Burgelijke Ziekeninrichting (CBZ) Simpang Soerabaia. 

Lalu, di lantai dua terdapat beberapa foto dan barang-barang asli milik dr. Soetomo, seperti meja dan kursi yang dahulunya terdapat di rumah yang ditempati oleh dr. Soetomo. Serta terdapat foto dengan keterangan cerita kisah keluarga dr. Soetomo dan replika ruang kerja dr. Soetomo saat beliau bekerja menjadi dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin di Rumah Sakit Central Burgelijke Ziekeninrichting (CBZ) Simpang Soerabaia.

"Dibuatkan ruangan semirip mungkin dengan foto dokumentasi itu dan barang yang tidak kami temukan dengan yang aslinya akan digantikan dengan replikanya. Namun barang seperti mikroskop, kateter logam, tas kerja, dan buku karangan dr. Soetomo tentang penyakit lepra itu semuanya asli," lanjut Agata.

Lantai yang berada di dalam museum ini terlihat tua, tetapi masih terawat dengan baik. Begitu juga beberapa jendela tua yang banyak menghiasi dinding berwarna krem bangunan itu makin menambah kesan klasik. 

Bangunan museum ini merupakan bangunan lama yang mulai berdiri sekitar tahun 30-an, sehingga sekarang menjadi salah satu cagar budaya yang dimiliki oleh Kota Surabaya. Museum ini juga berada di bawah naungan Dinas Pariwisata Kota Surabaya. Oleh karena itu, bangunan ini sangat terurus dengan baik..

"Jadi bangunan ini (museum) sama pendopo itu keasliannya masih dijaga. Mulai dari lantai, jendela, pintu, dan atapnya juga asli dari dulu. Jadi kalau ada kerusakan pada bangunan museum ini boleh diperbaiki, tapi tidak boleh mengubah dari bentuk aslinya," katanya.

Era museum ini berada pada tahun 2017. Sebelum tahun 2017, pendopo disewakan sebagai gedung serbaguna atau gedung umum. Agata juga menambahkan, "kalau menurut Bu Risma dan kita pandang kan kurang etis jika dibelakang ada Makam dr. Soetomo, seorang pahlawan nasional, tapi di gedungnya (pendopo) digunakan untuk acara resepsi pernikahan atau acara yang ramai-ramai."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline