Lihat ke Halaman Asli

Vania Rofida

Mahasiswa

Urgensi Pendidikan Anti Korupsi Sebagai Upaya Preventif Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Diperbarui: 23 Mei 2024   22:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Urgensi Pendidikan Anti Korupsi Sebagai Upaya Preventif Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

Korupsi merupakan permasalahan serius yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Menurut Adnyana dan Suryani (2021), pengakuan Hinduisme di Indonesia mendorong para intelektual Hindu untuk merumuskan konsep keberagamaan Hindu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk nilai-nilai antikorupsi. 

Oleh karena itu, diperlukan upaya sistematis untuk mencegah dan memberantas korupsi melalui pendidikan antikorupsi. Pendidikan antikorupsi (PAK) bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi seperti kejujuran, integritas, tanggung jawab, dan keadilan sejak dini. Menurut Sa'adiyyah, Untari, dan Islam (2022), implementasi pendidikan antikorupsi dapat meningkatkan moralitas mahasiswa, khususnya dalam program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Implementasi PAK dapat dilakukan melalui berbagai jalur, baik formal maupun informal. Dalam jalur formal, PAK dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Menurut Drs, Susanti, dan Sumiyati (2014), model pembelajaran pendidikan antikorupsi di lingkungan Politeknik Negeri Bandung dilakukan dengan pendekatan terintegrasi ke dalam mata kuliah yang relevan dengan pendidikan nilai/karakter, serta disinergikan dengan pemberdayaan lingkungan dan kegiatan kemahasiswaan. 

Selain itu, PAK juga dapat diimplementasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan pembiasaan di lingkungan sekolah atau kampus. Misalnya, dengan menerapkan program warung kejujuran, telepon kejujuran, dan Gerakan Anti Menyontek (GAM) seperti yang dilakukan di SMP Keluarga Kudus (Rusdini, Rachman, & Handoyo, 2016).

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, PAK memiliki peran penting untuk membentuk karakter bangsa yang berintegritas. Menurut Suyitno, Sukmayadi, dan Mahadhni (2021), integrasi nilai-nilai keislaman dalam pendidikan antikorupsi di sekolah dasar Muhammadiyah se-Kapanewon Depok Yogyakarta dapat menanamkan nilai-nilai antikorupsi sejak dini. Selain itu, PAK juga dapat diimplementasikan dalam pelayanan publik dan birokrasi pemerintahan. Menurut Karim (2023), mahasiswa memiliki peran penting dalam pencegahan korupsi melalui pendidikan antikorupsi di perguruan tinggi, sehingga dapat mencetak generasi penerus bangsa yang berintegritas.

Pendidikan antikorupsi bukan hanya tentang menyampaikan materi di dalam kelas, tetapi juga membangun budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai antikorupsi. Integrasi PAK dalam kurikulum dapat dimulai dengan menyisipkan materi antikorupsi pada mata pelajaran yang relevan seperti Pendidikan Kewarganegaraan, Sejarah, dan Agama. Melalui pendekatan ini, siswa dapat memahami pentingnya sikap antikorupsi dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Selain itu, penggunaan metode pengajaran yang interaktif dan partisipatif, seperti diskusi kelompok, studi kasus, dan permainan peran, dapat membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai antikorupsi dengan lebih efektif.

Di lingkungan pendidikan tinggi, PAK dapat diimplementasikan dengan lebih intensif melalui seminar, workshop, dan kuliah tamu yang menghadirkan praktisi dan ahli antikorupsi. Pendekatan ini tidak hanya memperkaya wawasan mahasiswa, tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk berdialog langsung dengan para ahli dan memahami tantangan serta strategi pemberantasan korupsi dari perspektif praktis. Selain itu, kampus dapat berperan sebagai laboratorium antikorupsi dengan menerapkan sistem manajemen yang transparan dan akuntabel serta melibatkan mahasiswa dalam pengawasan dan evaluasi program-program kampus.

PAK juga perlu diperkuat dengan kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pembentukan karakter antikorupsi. Kegiatan seperti klub debat, lomba esai antikorupsi, dan proyek sosial yang berfokus pada transparansi dan akuntabilitas dapat menjadi wadah bagi siswa dan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan sikap integritas. Partisipasi aktif dalam kegiatan semacam ini akan memperkuat komitmen mereka terhadap nilai-nilai antikorupsi dan meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya memberantas korupsi dalam kehidupan bermasyarakat.

Di luar lingkungan pendidikan formal, peran keluarga dan komunitas juga sangat penting dalam mendukung pendidikan antikorupsi. Orang tua dapat menjadi teladan dengan menunjukkan sikap jujur dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Diskusi keluarga tentang isu-isu korupsi dan nilai-nilai integritas dapat menjadi bagian dari pendidikan antikorupsi yang efektif di rumah. Selain itu, komunitas lokal dapat berperan aktif dalam kampanye antikorupsi melalui kegiatan sosial, forum diskusi, dan program pemberdayaan masyarakat yang mengedepankan transparansi dan akuntabilitas.

Kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat sipil juga sangat penting dalam upaya mengimplementasikan PAK secara efektif. Pemerintah dapat mendukung dengan menyediakan regulasi dan kebijakan yang mendukung integrasi pendidikan antikorupsi dalam kurikulum nasional. Selain itu, lembaga pendidikan dapat berkolaborasi dengan organisasi masyarakat sipil untuk mengembangkan materi ajar dan metode pengajaran yang inovatif serta melibatkan siswa dan mahasiswa dalam kegiatan kampanye antikorupsi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline