"Setidaknya Punya Rencana dan Berfikir yang Matang"
Kehidupan seorang manusia, tentu saja banyak mengandung kisah dan cerita unik nan menarik. Apalagi setiap masa, waktu dan zaman, tentu memiliki cerita dan sejarah peradaban tersendiri. Perkembangan dari sebuah peradaban tentu saja bisa kita baca dari sejarahnya, baik melalui buku, estafet cerita dari mulut ke mulut, maupun dari cagar budaya, museum atau lain sebagainya.
Melihat peradaban yang apik demikian, tentu banyak konsep yang dirumuskan, baik melalui klasterisasi, koordinasi, dan filterisasi. Nah, sebagai kaum milenial, kita juga tentunya punya agument yang menurut kita bisa diterima oleh khalayak ramai, namun belum tentu akan diamini oleh pakar yang membidangi. Oleh sebab itu, sangat dibenarkan apabila kita menempuh jalan diskusi dan bermusyawarah. Metode inilah yang ampuh dalam menyelesaikan perkara dan segal masalah yang dihadapi setiap individu yang melakoni kehidupan sehari-hari.
Acap kali kita sering luput, bahwa sebetulnya sebuah pemetaan konsep kehidupan perlu kita rumuskan secara matang sebelum bertindak. Dalam sebuah adagium dianjurkan fakkir qobla an ta'zim (berfikirlah sebelum bertindak). Maka dengan dalih inilah yang mendorong kita bahwa setiap langkah perlu dikonsep terlebih dahulu secara matang, setidaknya kita sudah berusaha secara maksimal, adapun nanti realitanya tidak sesuai dengan yang direncanakan, maka perkara lain dan jangan kecewa. Karena pada dasarnya, semua ketentuan sudah ditata rapi oleh Gusti Allah Ta'ala. Harus Ridho dengan apapun yang terjadi.
Dengan demikian, kita sadar bahwa yang perlu kita lakukan adalah selalu berikhtiar dalam segala hal, termasuk dalam usaha menopang kehidupan, baik dalam segi ekonomi, maupun ilmu pengetahuan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H