Belakangan ini, masyarakat Indonesia dihebohkan oleh sebuah video, di mana di dalam video tersebut memperlihatkan seorang tokoh agama bernama Gus Miftah sedang merendahkan seorang penjual es teh yang bernama Sunhaji. Dalam video tersebut, beliau dianggap telah merendahkan Pak Sunhaji setelah melontarkan kata-kata yang tergolong mengolokkan. Video ini menjadi viral di media sosial dalam waktu singkat serta memicu berbagi reaksi dari masyarakat dan menimbulkan banyak komentar pembelaan untuk Pak Sunhaji.
Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 20 November 2024, saat Gus Miftah sedang mengisi acara pengajian di Lapangan Drh Soepardi, Magelang, Jawa Tengah. Di tengah dakwahnya, Pak Sunhaji terlihat menawarkan dagangannya kepada jamaah. Kemudian Gus Miftah menegur dan melontar kata-kata kasar yang justru mengundang tawa dari para penonton. "Es Tehmu masih banyak nggak? Masih? Ya, sana dijual, goblok. Jual dulu, nanti kalau masih belum laku, ya sudah takdir," Kata Gus Miftah dalam sebuah video yang diunggah di tiktok @beritaindonesia___ pada 3 Desember 2024. Reaksi tawa dari penonton menunjukkan bahwa banyak yang menganggap pernyataan tersebut sebagai lelucon, namun tidak sedikit yang merasa tersinggung.
Viralnya video tersebut menimbulkan sejumlah dampak signifkan baik bagi Gus Miftah maupun bagi Pak Sunhaji. Setelah video viral dan mendapatkan banyak kecaman dari beberapa kalangan, Gus Miftah mengklarifikasi dan meminta maaf secara langsung kepada Pak Sunhaji. Namun, permintaan maaf tersebut tidak meredakan situasi, sebaliknya, justru memicu lebih banyal kritik dari masyarakat. Banyak yang berpendapat bahwa tindakan Gus Miftah tidak mencerminkan sikap seorang tokoh agama yang seharusnya menjadi teladan. @jabarekspres.Tiktok, 4 Desember 2024,
Sementara itu, Pak Sunhaji mendapatkan banyak simpati dan dukungan dari masyarakat luas. Banyak orang yang merasa iba terhadap nasibnya dan bahkan influencer pun mulai berdonasi untuk membantu beliau sebagai bentuk solidaritas. Hal ini menunjukkan bagaimana masyarakat dapat bersatu untuk mendukung individu yang dianggap teraniaya.
Dari peristiwa ini kita mendapatkan pelajaran penting seperti, hati-hati dalam berbicara. Karena setiap ucapan memiliki konsekuensi, terutama bagi tokoh publik seperti Gus Miftah, kata-kata yang diucapkan dapat berdampak luas dan memengaruhi opini publik. Kita juga harus menghargai setiap pekerjaan yang dimiliki orang lain. Walaupun seseorang hanya berjualan es teh, kita harus menghargainya, karena merendahkan orang lain hanya akan menciptakan ketidakadilan sosial. Viralnya video ini pun menjadi contoh nyata bagaimana media sosial dapat membentuk opini publik dan mengubah kehidupan seseorang secara drastis. Jejak digital yang ditinggalkan oleh peristiwa ini akan terus ada dan dapat diakses oleh siapa saja.
Jejak digital dari peristiwa Gus Miftah dan penjual es teh merupakan pengingat penting tentang tanggung jawab kita dalam menggunakan media sosial. Setiap tindakan dan ucapan kita dapat direkam dan disebarluaskan dengan waktu yang singkat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berpikir sebelum berbica atau bertindak.
Gus Miftah sendiri mengalami dampak besar setealh insiden ini. Ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai utusan Khusu Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan akibat tekanan publik. Ini menunjukkan bahwa tindakan di dunia nyata dapat memiliki konsekuensi serius dalam karir seseorang. Dikutip TikTok @pandanganjogja, 6 Desember 2024.
Peristiwa anatara Gus Miftah dan Pak Sunhaji adalah contoh nyata bagaimana satu pernyataan dapat menimbulkan sejuta dampak. Dalam dunia yang semakin terhubung melalui media sosial, penting bagi kita untuk lebih berhati-hati lagi berkomunikasi dan menghargai sesama. Kita harus ingat bahwa setiap tindakan kita akan meninggalkan jejak digital yang mungkin sulit untuk dihapus. Mari kita belajar dari kejadian ini untuk menjadi lebih bijaksana lagi dalam berinteraksi dengan orang lain di dunia maya maupun nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H