Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Mempelajari Bahasa Indonesia

Diperbarui: 8 Desember 2016   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia sebagai makhluk sosial tentu melakukan interaksi dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Interaksi yang dilakukan pun bermacam-macam jenisnya. Namun, setiap interaksi yang terjadi pasti di dalamnya terdapat komunikasi. Tanpa adanya komunikasi yang baik, sebuah interaksi tidak dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan awalnya. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, ada beberapa hal yang harus dikuasai, salah satunya adalah kemampuan berbahasa. Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan maksud dan keinginan pribadi serta mengetahui keinginan orang lain.

Terlahir sebagai Bangsa Indonesia yang memiliki berbagai macam kebudayaan serta bahasa daerah pasti mengalami kesulitan untuk berkomunikasi tanpa adanya bahasa pemersatu. Beruntung bagi kita karena Bahasa Indonesia telah dicetuskan pada saat sumpah pemuda sebagai bahasa pemersatu dan disahkan sebagai bahasa resmi nasional di Indonesia. Bayangkan jika tidak ada Bahasa Indonesia, orang-orang yang berasal dari daerah yang berbeda tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Mereka akan kesulitan ketika melakukan jual beli, bertukar informasi, atau hanya sekedar saling bertegur sapa. Hal ini akan menimbulkan kerugian karena membatasi pergaulan dan arus perdagangan.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi nasional menjadikannya wajib digunakan sebagai bahasa utama dalam forum formal nasional di seluruh Indonesia. Bahasa Indonesia juga diwajibkan dalam semua bidang pendidikan formal. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia sudah diajarkan sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi dan diujikan ketika ujian nasional. Jika kita sebagai Warga Negara Indonesia tidak mengetahui kaidah-kaidah Bahasa Indonesia yang benar maka kita akan kesulitan ketika mengikuti forum-forum resmi. Bahkan bisa saja kita mempermalukan diri kita sendiri karena tidak bisa berbahasa dengan baik dan tidak memiliki logika berbahasa yang benar.

Selain itu, bahasa juga bisa dijadikan sebagai tolok ukur tingkat pengetahuan seseorang. Semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki seseorang maka semakin banyak juga bahan bacaan yang sudah dilahapnya. Semakin banyak istilah-istilah khusus suatu keilmuan yang dipahami oleh seseorang maka semakin banyak juga ilmu yang dimilikinya dalam bidang tersebut.

Arus globalisasi yang kuat juga mempengaruhi kelestarian suatu bahasa, termasuk Bahasa Indonesia. Dengan semakin banyaknya bahasa yang masuk ke Indonesia dan semakin kuatnya persaingan antarmanusia membuat semua orang berlomba-lomba menguasai bahasa yang diakui dunia, seperti Bahasa Inggris lalu mengesampingkan bahasa utama mereka, seperti Bahasa Indonesia. Padahal Negara Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi terbanyak di dunia dan memiliki sumber daya alam yang melimpah bisa menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Negara Indonesia bisa saja mewajibkan setiap orang yang bekerja di Indonesia wajib menguasai Bahasa Indonesia, seperti Jerman yang mewajibkan setiap orang yang menutut ilmu di negara tersebut untuk menguasai Bahasa Jerman.

Selain itu dengan adanya arus globalisasi banyak bermunculan bahasa-bahasa baru yang diciptakan oleh masyarakat muda Indonesia yang sangat kreatif. Mereka menciptakan berbagai kosa kata baru yang disebut dengan bahasa gaul. Mereka juga mencampuradukkan antara Bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa asing lain agar terlihat keren. Padahal hal ini sama sekali tidak baik karena akan menimbulkan kebingungan dan sama sekali tidak terlihat keren.

Walaupun sebagai Warga Negara Indonesia yang sudah berbicara Bahasa Indonesia sejak masih kecil dan mempelajarinya pada bangku pendidikan formal sejak sekolah dasar, banyak yang masih tidak dapat menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Banyak dari kita yang masih belum bisa membedakan antara kata baku dan kata tidak baku. Tidak hanya itu, masih banyak dari kita yang bahkan tidak bisa membedakan penggunaan kata hubung “di” yang digabung atau dipisah. Padahal hal ini merupakan salah satu hal yang paling sering kita temui ketika berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia. 

Belum lagi masih banyak orang-orang yang salah dalam penggunaan tanda baca, huruf kapital, dan pemisahan antarkata. Oleh sebab itu, untuk melestarikan Bahasa Indonesia yang baik dan benar kita harus memiliki semangat untuk terus mempelajari dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline