Lihat ke Halaman Asli

Vanessa Claudia

Freelancer

Lunturnya Budaya Gotong Royong di Era Globalisasi

Diperbarui: 29 Agustus 2023   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini, kita sedang berada di era globalisasi yang memberikan kemudahan akses digital di seluruh dunia. Di era globalisasi ini, semua hal dapat dilakukan dengan mudah berkat  bantuan teknologi. Era globalisasi adalah era di mana semua hal serba mudah dan tidak ada batasannya. Kehidupan manusia sudah dikelilingi oleh teknologi digital dengan akses yang mudah. Semua kegiatan bergantung pada internet. Globalisasi telah membawa pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa indonesia. Di satu sisi, globalisasi  memberikan kemudahan akses dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Tetapi, di sisi yang lain memberikan pengaruh buruk terhadap nilai-nilai budaya.

Indonesia dikenal memiliki beragam budaya yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Sejak dulu, budaya gotong-royong menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia. Gotong royong adalah salah satu budaya Indonesia  yang telah diwariskan secara turun-temurun dan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Budata gotong-royong sudah dianggap sebagai kepribadian dan budaya yang sudah menetap dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Gotong royong merupakan bentuk atau wujud dari sifat dasar manusia sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.

Menurut KBBI, Gotong royong adalah bekerja bersama-sama, tolong-menolong, bantu-membantu. Gotong royong merupakan wujud kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dengan bergotong-royong, pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih efektif. Gotong royong juga bisa mempererat tali persaudaraan serta meningkatkan persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat. Gotong royong bertujuan untuk mencapai kepentingan bersama dan dapat meningkatkan rasa solidaritas terhadap sesama.

Seharusnya, budaya gotong royong dapat menjadi kekuatan besar yang harus terus dikembangkan karena memberi banyak manfaat. Sayangnya, saat ini budaya gotong royong sudah mulai luntur seiring dengan perkembangan zaman. 

Dengan masuknya budaya asing ke dalam negeri, budaya-budaya yang sudah menjadi tradisi dan ciri khas bangsa Indonesia ini mulai tergeserkan. Hal ini mengakibatkan banyak genersi muda yang kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Muncul rasa individualisme yang mengakibatkan para generasi muda lebih senang menghabiskan waktu dengan diri mereka sendiri. Rasa kebersamaan dan kekeluargaan di antara mereka sudah mulai hilang dengan kepentingannya masing-masing. Mereka mulai sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. 

Semangat gotong royong harus dikembalikan lagi terhadap masyarakat Indonesia karena gotong royong merupakan warisan budaya leluhur kita. Semangat gotong royong dikalangan remaja ini bisa tumbuh karena adanya solidaritas yang tinggi terhadap lingkungan dan sesama dan menghidupkan kembali semangat persatuan.Untuk mengembalikan budaya gotong royong, diperlukan kesadaran semua masyarakat supaya memiliki sikap rela berkorban demi kepentingan bersama. 

Dengan menyisakan waktu untuk berkumpul dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dapat menumbuhkan rasa kebersamaan. Menempatkan kepentingan bersama lebih penting dan lebih baik dibandingkan kepentingan pribadi.Pemikiran negatif tentang budaya gotong royong harus dihilangkan di tengah masyarakat. Peran pemerintah juga sangat diperlukan dengan menyuarakan pentingnya budaya gotong royong untuk menguatkan persatuan negara serta mengajak seluruh warga negara untuk mengembalikan budaya gotong-royong.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline