Lihat ke Halaman Asli

Perempuan Indonesia Juga Bisa Menjadi Profesional di Bidang TI

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13349381481480876503

[caption id="attachment_183220" align="aligncenter" width="550" caption="impactlab.net"][/caption]

Kartini memang tidak pernah mengenal komputer atau internet di zamannya, saat itu beliau mungkin hanya mengenal mesin ketik saja. Namun dengan peralatan tulis dan menulis sederhana, beliau mampu menorehkan semangat perjuangannya untuk menempatkan wanita indonesia setara dengan kaum pria.

Bila Kartini hidup di zaman sekarang, mungin saja dengan semua peralatan teknologi saat ini, beliau akan memanfaatkannya untuk terus menulis dan  berbicara untuk menyemangati kaumnya. Beliau tidak akan menyia-nyiakan waktu dan kesempatan untuk menjadi terdepan, bermanfaat dan berguna bagi bangsa dan negara.

Kartini mungkin tidak menyangka, bahwa perempuan Indonesia saat ini mendominasi transaksi penjualan di dunia internet baik untuk fashion atau produk konsumtif lainnya. Kalau saja beliau masih hidup, beliau akan meminta perempuan Indonesia untuk lebih memahami dan memanfatkan teknologi informasi untuk menyejahterakan keluarganya maupun masyarakat secara luas.

Bila Kartini masih hidup, beliau mungkin juga akan bersedih ketika melihat perempuan Indonesia memanfaatkan media sosial hanya untuk tujuan-tujuan yang kurang tepat, kurang produktif apalagi menyebabkan permasalahan di dalam keluarga.

Namun Kartini boleh berbangga, bahwa diantara pakar dan professional di bidang teknologi Informasi, masih ada perempuan Indonesia yang mampu terdepan dan menjadi berguna bagi banyak orang.

Diantara banyak pakar dan professional di bidang yang didominasi kaum pria ini, terdapat beberapa perempuan yang mampu memanfaatkan perkembangan teknologi informasi sebagai profesinya saat ini. Mereka itu antara lain  Peni Cameron, Jacqueline Losung dan Jessica Violetta Schwarze.

Mereka ini berbeda dengan pakar lainnya atau mungkin tidak dapat disebut sebagai pakar teknologi informasi karena tidak memiliki background pendidikan di bidang ini.  Walau mereka mengaku "gaptek" dulunya, namun pada akhirnya mereka mampu bergelut dan menjadi profesional di dunia yang sebelumnya asing bagi mereka ini.

Mereka dapat menjadi inspirator bagi perempuan Indonesia.  Tanpa harus menjadi seorang pakar namun dengan memahami dan memanfaatkan perkembagan teknologi informasi dengan baik, kaum perempuan dapat melakukan banyak hal yang berguna bagi dirinya, keluarga dan banyak orang.

Peni Cameron (@PeniCameron), lahir diSurabaya, 13 September 1966,meski tidak berbekal background animasi, dia telah melakukan banyak hal untuk animasi Indonesia. 6 studio telah ia bangun di 6 daerah. Di tahun 2010 ia siap meluncurkan Hotel Animasi di 33 propinsi di Indonesia.(aienhisyam.wordpress.com)

Tanpa memiliki studio produksi sendiri, Peni Cameron berhasil mengembangkan bisnis animasi dengan cara mengembangkan networking dengan studio-studio animasi di pelbagai daerah dan TV-TV lokal serta lomba-lomba animasi. Ia juga merintis bisnis merchandise animasi dan properti berbasis animasi seperti layaknya Disney. Peni Iswahyurani Cameron mendirikan PT Citra Andra Media (CAM Solutions) sebagai perusahaan yang menjual produk animasi termasuk peralatan dan film (attalicious.wordpress.com)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline