Pernah nggak sih kamu ngeliat anak kecil lagi asyik main balok, terus tiba-tiba bisa nyusun menara yang tinggi banget? Atau, anak yang lagi main-main air tapi bisa nyebutkan warna dan bentuk benda-benda yang mereka pegang? Itu semua adalah contoh dari perkembangan kognitif mereka, alias cara otak anak bekerja dan berkembang seiring waktu. Bicara tentang perkembangan kognitif anak, terutama di usia dini, kita ngomongin fondasi dasar yang penting banget untuk masa depan mereka. Soalnya, saat usia 0-6 tahun, otak anak itu berkembang pesat, lho! Nah, buat kamu yang lagi kuliah Psikologi Perkembangan atau yang cuma penasaran soal otak anak, yuk kita kulik bareng-bareng tahapan-tahapan perkembangan kognitif pada anak usia dini, dan kenapa fase ini penting banget.
Apa Itu Perkembangan Kognitif?
Sebelum masuk ke tahap-tahapnya, mari kita bahas dulu apa sih yang dimaksud dengan perkembangan kognitif. Secara sederhana, ini adalah proses bagaimana anak mulai belajar, memahami, dan mengolah informasi dari dunia sekitar. Mulai dari mengenal benda-benda, mengingat hal-hal penting, sampai berpikir lebih rumit seiring bertambahnya usia. Kognitif itu bisa mencakup banyak hal, lho! Dari perhatian (memilih fokus pada sesuatu), memori (mengingat informasi), bahasa (mengerti dan berbicara), hingga problem solving (memecahkan masalah). Perkembangan kognitif ini penting banget, karena fondasi awal ini akan mempengaruhi kemampuan anak dalam belajar di masa depan.
Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Oke, sekarang kita masuk ke tahap-tahapnya! Menurut teori Jean Piaget, seorang psikolog terkenal, ada beberapa tahap perkembangan kognitif yang dialami oleh anak, dan masing-masing tahap itu punya ciri khas yang berbeda.
Tahap Sensorimotor (0-2 Tahun)
Pada tahap ini, anak lebih banyak belajar lewat pengalaman sensorik dan motorik. Mereka mulai mengenali dunia dengan menggunakan indra mereka (lihat, dengar, sentuh) dan gerakan tubuh (motorik). Semua yang ada di sekitar mereka menjadi objek eksplorasi—jadi, wajar kalau anak yang masih bayi atau balita sering megang-megang apapun yang ada di sekitar mereka.
Coba deh inget-inget waktu anak kecil mainin benda yang bisa bergerak. Misalnya, pas dia ngeliat bola, dia nggak cuma ngejar bola itu, tapi juga belajar menggenggamnya, melemparnya, atau bahkan ngegulungnya. Di tahap sensorimotor ini, mereka baru mulai belajar konsep permanensi objek, yaitu bahwa benda tetap ada meski nggak kelihatan (contohnya, kalau bola jatuh di balik sofa, dia tahu bola itu masih ada).
Kenapa penting?
Di tahap ini, anak belajar konsep dasar yang membantu mereka memahami dunia secara fisik. Misalnya, konsep ruang, bentuk, dan pergerakan.
Tahap Praoperasional (2-7 Tahun)