Lihat ke Halaman Asli

18 Mei 1998, Tatkala Senjata Mengokang

Diperbarui: 8 Mei 2018   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

lustrasi (kompas.com)

Waktu sudah menunjukkan jam 09.00 WIB. Terlalu pagi sebenarnya memobilasi massa untuk demonstrasi. Namun pada jam itu, sekitar lima ribuan mahasiswa sudah berkumpul di depan gerbang gedung MPR/DPR, jalan Gatot Subroto – Jakarta.

Hari itu, Senin 18 Mei 1998, kelompok aksi mahasiswa dengan bendera “Forum Komunitas Mahasiswa se-Jabotabek” (FKMsJ) melakukan aksi di depan gedung MPR/DPR. Tuntutannya, “Turunkan Soeharto, Tolak Hasil Pemilu 1997, dan Gelar Sidang Istimewa”.

Ini adalah aksi pertama mahasiswa terbesar di Jakarta setelah peristiwa Tragedi Trisakti 12 Mei 1998, atau setelah Jakarta dilanda kerusuhan hebat pada 13-14 Mei.

Di pagi hari yang cerah itu, saya berada di tengah-tengah ribuan mahasiswa. Saat itu masih menjadi aktivis mahasiswa yang lugu. Maklumlah, masih duduk di bangku kuliah semester 2. Sehingga tak tahu banyak tentang konstelasi politik yang sedang terjadi saat itu. Dan juga tidak mengikuti pertemuan-pertemuan di tingkat simpul-simpul aktivis mahasiswa yang lebih banyak didominasi oleh para aktivis mahasiswa senior yang mulai masuk kuliah di awal tahun 90-an.

Belakangan akhirnya saya tahu dinamika apa yang terjadi sebelumnya tanggal 18 Mei, sehingga akhirnya diputuskan untuk melakukan aksi pada 18 Mei di depan gedung MPR/DPR.

Jauh sebelum Mei 98, setidaknya ada dua kelompok aksi mahasiswa terbesar di Jakarta yang menggorganisir aksi-aksi sporadis mahasiswa di dalam kampus maupun di luar kampus. Yaitu FKMsJ dan Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (biasa disebut FKSMJ). Agak mirip-mirip, beda tipis jika dibuat akronim.

FKMsJ merupakan kelompok gerakan mahasiswa pada Mei 98 yang kelak dikenal dengan sebutan Forum Kota / Forkot. Elemen ini diorganisir oleh para aktivis mahasiswa ektra kampus. Sementara FKSMJ merupakan kelompok elemen gerakan mahasiswa yang diorganisir oleh para aktivis senat atau intra kampus. Paska Mei 98, FKSMJ dikenal sebagai kelompok gerakan mahasiswa yang memprakarsai pertemuan tokoh nasional (Gusdur, Mega, Amien Rais, dan Sri Sultan) di Ciganjur pada November 1998.

Pada hari Sabtu tanggal 16 Mei 1998, kedua kelompok gerakan mahasiswa ini, kemudian bersepakat untuk melakukan aksi bersama menduduki gedung MPR/DPR pada hari Rabu tanggal 20 Mei 1998. Moment hari kebangkitan Nasional dijadikan momentum untuk melancarkan aksi massa besar-besaran.

Pada hari Minggu siang (17 Mei 1998), aktivis mahasiswa FKMsJ mendengar kabar bahwa aktivis FKSMJ berniat mencuri start dengan aksi menduduki MPR/DPR pada hari Selasa 19 Mei. Kabar ini direspon oleh para aktivis FKMsJ dengan memutuskan aksi pada hari Senin 18 Mei. Keputusan ini amat mendadak, karena diputuskan pada minggu malamnya.

Maka hari Senin itu, 18 Mei 1998, dengan konsolidasi singkat seadanya terkumpullah 5000-an orang mahasiswa dari gabungan 30-an kampus se-Jakarta di depan gedung MPR/DPR. Keputusan yang mendadak itu juga yang membuat saya dan kawan-kawan senior tak maksimal memobilasi massa dari kampus IAIN Ciputat (sejak 2002 berubah menjadi UIN). Hanya sekitar 20-an orang mahasiswa IAIN Ciputat yang ikut terlibat pada aksi hari itu.

Aksi hari itu semula hanya di depan gerbang gedung MPR/DPR, namun karena massa mendesak, aksi berhasil memasuki halaman gedung. Tak puas sampai ke halaman gedung, massa berusaha masuk ke dalam gedung, dan berniat untuk menginap. Namun niat terpaksa diurungkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline