Lihat ke Halaman Asli

Valtyn DW

Urusan Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Tiga Tempat Wisata Yang Patut Kamu Kunjungi di Kabupaten Nagekeo

Diperbarui: 6 Desember 2023   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Etu  (Tinju Adat) di kampung Boawae (foto: Facebook Kantor Penanaman Modal Kabupaten Nagekeo)

Nagekeo adalah sebuah kabupaten di Pulau Flores Propinsi Nusa Tenggara Timur,Indonesia dengan Mbay sebagai ibukota dan pusat pemerintahan. Luas wilayahnya 1.416,96 km2 persegi dan berpenduduk 162.643 jiwa. Kabupaten dengan Tujuh kecamatan ini mempunyai keunikan tersendiri dari budaya dan panaroma alamnya,Disini penulis merekomendasikan tiga tempat wisata   unik untuk kita kunjungi:

Etu sebagai Wisata Budaya

Wisata budaya misalnya di Kecamatan Boawae tepatnya di Kampung Boawae budaya etu yaitu tinju adat diselengarakan setiap tahun,di bulan juni tanggal tidak bisa ditentukan pasti karena perhitungan waktu berkaitan dengan posisi bulan. budaya ini merupakan bentuk syukuran kepada Alah Alam dan leluhur atas hasil panen dan memohon perlindungan untuk kehidupan selanjutnya Masyarakat percaya bahwa dengan melakukan ritual ini, mereka selalu diingatkan akan kehadiran Yang Ilahi dan leluhur dalam hidup dan dapat menjaga segala tingkah laku, sopan santun dalam hidup bersama .

Ritual ini dimulai dengan nyanyian dan tari tarian di malam hari menjelang pergelaran tinju besokya, tujuan acara ini adalah memanggil leluhur dan mohon restu untuk kesuksesan acara etu dimaksud. Peserta tinju dan penonton selain dari warga di kampung itu biasanya datang dari desa desa sekitar bahkan dari kabupaten tetangga Acara ini dikemas begitu baik untuk dinikmati dengan panitianya adalah tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat.

Tempat acara dinamakan Loka Etu,dalam tinju adat ini fisik bukan menjadi tolak ukur tetapi ketangkasan dan kejelian menjadi modal utama,dalam tinju tidak ada ketentuan ronde,setiap petinju boleh mengajukan ronde tetapi atas persetujuan wasit yang disebut seka.selain petinju ada 4 orang yang mendampingi petinju untuk memisahkan untuk menjaga keseimbangan. Walau Selesai bertarung di arena kedua petinju akan berpelukan dan meminta maaf sebagai tanda bahwa tidak ada dendam dan permusuhan diantara mereka.

Setiap peserta diwajibkan menggunakan busana adat yang merupakan kekhasan kabupaten Nagekeo.Etu ini merupakan hiburan tersendiri bagi masyarakat Nagekeo setiap tahunnya tentu hiburan juga bagi para wisatan lokal dan mancanegara yang datang berkunjung. Penonton berjumlah ribuan orang dan pejabat pemerintah selalu hadir dan masuk kedalam agenda wisata budaya Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo

Kampung Adat Tutubhada

Kampung Adat Tutubhada (Foto: Facebook Nagekeo Update)

Wisata budaya yang tidak kalah menarik juga yaitu kampung adat Tutubhada di Kecamatan Aesesa Selatan,disini kita akan melihat bentuk rumah adat yang masih asli berupa bangunan yang dibuat dari bahan lokal tanpa polesan modern dengan tiang kayu ,beratap alang-alang dan berdinding kayu , rumah rumah adat ini berbentuk melingkari dengan. Halaman di tengahnya tempat diadakan musyawarah dan upacara adat lainnya, susunan batu di tengah kampung menambah suasana yang hikmat dan antik selain bangunan rumah yang masih asli, kampung Ini juga menyediakan cinderamata berupa kain tenun yang ditenun sendiri dengan ramuan lokal sebagai pewarna alami,motif kain ini sangat bagus dan sudah terkenal di level nasional bahkan internasional.

Letaknya diatas bukit dan di ketinggian dengan angin sepoi dan udaranya yang sejuk menambah indahnya suasana hati, di pelataran parkir disediakan juga spot foto dengan background dan view pemandangan laut,daerah persawahan dan kota Mbay

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline