Lihat ke Halaman Asli

Bersama dalam Keberagaman: Pelajaran Berharga dari Kegiatan Ekskursi

Diperbarui: 18 November 2024   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Jika kita semua saling memahami, dunia akan menjadi tempat yang lebih damai." --- Nelson Mandela

Ekskursi di Darul Falah, Cihampelas, Bandung, membuka cakrawala baru bagi saya dan teman-teman. Tiga hari yang singkat menjadi momen penuh makna untuk mengenali keberagaman, mempererat persaudaraan, dan menyerap pelajaran tentang toleransi. Di tengah kesederhanaan, kami menemukan kekayaan nilai-nilai kebersamaan yang luar biasa.

Sejak kedatangan kami, suasana persahabatan langsung terasa. Para santri Darul Falah menerima kami dengan tangan terbuka, senyum ramah, dan semangat berbagi. Aktivitas harian mereka yang penuh kedisiplinan menjadi pelajaran berharga. Dari mengaji bersama di pagi hari hingga berdiskusi tentang cita-cita di malam harinya, setiap momen menjadi sarana untuk menjalin hubungan yang bermakna.

Namun, tidak semua berjalan mulus. Pada awalnya, perbedaan budaya dan kebiasaan sempat menjadi tantangan. Kami harus beradaptasi dengan jadwal mereka yang ketat dan tradisi pesantren yang jauh berbeda dari kehidupan kami di Jakarta. Bahkan, cara makan dan cara berkomunikasi pun terkadang terasa asing. Tetapi, di sinilah nilai ekskursi terasa nyata. Kami belajar untuk memahami, menghormati, dan menemukan titik temu dalam keberagaman.

Belajar dari Perbedaan

Ekskursi ini mengingatkan saya bahwa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan keragaman budaya, agama, dan adat istiadat. Selama kegiatan di Darul Falah, keberagaman itu terasa begitu nyata. Kegiatan seperti mengaji hingga bermain futsal bersama membuktikan bahwa meskipun berbeda, kita bisa bekerja sama dengan baik.

Saya masih ingat saat bermain futsal bersama. Kami berasal dari latar belakang yang berbeda, tetapi selama permainan, tidak ada batasan yang memisahkan. Semua tertawa bersama, saling mendukung, dan menikmati kebersamaan. Bahkan, ada momen lucu saat salah satu teman saya kebingungan memakai sarung saat mengikuti kegiatan mengaji. Awalnya, ia merasa canggung, tetapi para santri dengan sabar mengajarinya. Hal-hal kecil seperti ini meninggalkan kesan mendalam bahwa perbedaan adalah sesuatu yang bisa dirayakan, bukan dipermasalahkan.

Kebersamaan ini juga terlihat saat kami makan bersama. Para santri mengajarkan kami tradisi makan dengan tangan tanpa sendok, sesuatu yang baru bagi beberapa dari kami. Mereka menjelaskan bahwa ini adalah bagian dari budaya mereka yang menunjukkan kesederhanaan dan penghormatan terhadap makanan. Saya terkesan bagaimana mereka dengan bangga mempertahankan tradisi ini.

Toleransi dalam Tindakan

Keberagaman adalah anugerah yang harus dirawat. Sebagaimana Nelson Mandela pernah berkata, "Tidak ada yang lahir dengan membenci orang lain karena warna kulitnya, latar belakangnya, atau agamanya. Orang harus belajar membenci, dan jika mereka bisa belajar membenci, mereka juga bisa diajari untuk mencintai."

Menurut para ahli, interaksi langsung antarkelompok adalah cara efektif untuk mengurangi prasangka. (1) Inilah yang kami alami di Darul Falah. Kegiatan bersama menciptakan ruang untuk saling mengenal dan menghargai, menghapus batas-batas yang mungkin ada sebelumnya. Dengan cara ini, kami belajar bahwa toleransi bukan hanya sekadar kata, melainkan tindakan nyata yang harus diterapkan setiap hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline