Lihat ke Halaman Asli

Indonesia vs Diskriminasi Usia

Diperbarui: 20 September 2016   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar 1. arti ageisme di screenshoot dari google search

Ageisme. "Apa sih ageisme itu?" Mungkin banyak yang akan bertanya demikian. Maklum saja, diskriminasi jenis ini memang tidak sepopuler saudara-saudara sesama diskriminasinya yang lain, yang sering dikenal dengan singkatan SARA.

Seperti yang dapat di baca pada gambar 1 di atas, ageisme adalah jenis diskriminasi terhadap individu karena umur mereka. Diskriminasi ini pada umumnya dialami oleh para usia lanjut akibat dari berkurangnya kemampuan mereka dalam melakukan sesuatu. Contoh: dalam hal memasak berkelompok, para wanita tua cenderung tidak dipercayakan untuk melakukannya dengan alasan kemampuan mata mereka sudah kurang, dan itu bisa menyebabkan kekacauan di dalam masakan tersebut. 

Hal seperti itu sebenarnya masih jarang terjadi di Indonesia. Tentu saja ini berkaitan dengan budaya Indonesia yang menjunjung tinggi penghormatan terhadap para tetua. Tapi tetap saja masalah ageisme di Indonesia bukan berada pada level yang rendah. Ageisme di Indonesia masih saja tinggi, hanya saja jenis ageisme di Indonesia sedikit berbeda dari ageisme di luar negeri.

Menurut saya, jenis ageisme yang menguasai Indonesia adalah self-ageism. Dalam blog pribadi saya, saya pernah juga membahas topik ini dalam artikel berbahasa Inggris yang berjudul Indonesia and Self-Ageism

Apa itu self-ageism? Dengan bahasa manusia nya, saya akan mengatakan bahwa self-ageism adalah ageisme yang kita terapkan pada diri kita sendiri. Contoh: kita dengan sangat yakin mengatakan bahwa "Saya sudah terlalu tua untuk memulai kuliah lagi." Padahal, kita juga dengan sangat jelas mengetahui bahwa untuk menuntut ilmu, usia sama sekali bukanlah batasan.

Di masa lalu, mungkin ada di antara kita yang ingin sekali untuk pergi bunge jumping, tapi kendala nya dulu jangankan untuk bunge jumping, makan saja susah. 

Dan sekarang, setelah kita bisa membayar bunge jumping untuk seribu orang pun, sambil mengibaskan tangan kita akan berkata "Ah, enggak ah. Udah tua masak main yang kayak begitu?"

Hello. . .! Whats the point of that guys? Kamu hanya hidup sekali saja, yakin tidak ingin melakukan daftar-daftar impian di masa lalu hanya karena alasan "sudah terlalu tua?"

Stop membuat lingkaran berdasarkan usia kamu. Jika kamu ingin melakukan sesuatu, lakukan sekarang. Jika memang pada saat ini kamu sebenarnya sudah terlambat untuk itu, maka bayangkan seberapa terlambatnya kamu nantinya jika kamu terus memikirkan dan tidak melakukan itu secepatnya.

Ingat peribahasa "Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali."

Stop self-ageism!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline