Lihat ke Halaman Asli

Ayah..Secepat Inikah..??

Diperbarui: 12 Januari 2016   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada tgl 19 Desember 2015 tepatnya malam minggu, Hpku berbunyi ternyata dapat telfon dari Ibu,akupun bergumam pasti ada apa-apa ini, segera aku angkat telfonya. Ibu bilang..”segera pulang ayah kecelakaan”. Aku pun terperangah dan bergegas pergi dari tempat kerjaku. Disaat ditengah perjalanan ada kendala yaitu temanku memanggil dan mengajak berdiskusi untuk acara workshop film documenter. Aku bilang padanya bahas besok saja. Tapi dia ingin sekarang berdiskusi. Ah..pastinya aku tambah sebel dan bingung. Lalu aku meminta maaf padanya dan meminta berdiskusi dilain hari saja.
Setengah jam kemudian aku sampai di rumah dan berteriak memanggil ibu. “Ibu…... ayah pundi?” ( ayah dimana). Ibu berkata “ Aku tak tahu ayah dimana”. Jawabku “Pripun sih bu, terus kulo madosi ayah wonten pundi??? Ayah mboten mbetho Hp. (Gimana sih bu. Terus aku mencari ayah dimana?) Seketika itu aku pergi meninggalkan Ibu dirumah sendirian. Aku tak tahu harus mencari ayah kemana lalu aku menelusuri ke desa sebelah. Dan ternyata benar feelingku, ada kendaraan roda tiga disana. Kemudian aku turun dari motor untuk menanyakan yang jatuh apakah Ayahku apa bukan. Emang benar ayah jatuh didekat jembatan. YaAllah.. terus ayah dimana… ?? orang-orang disekitar sana bilang sudah dibawa kerumah sakit. Pada saat itu tidak ada satupun diantara mereka yang tahu ditaruh dirumah sakit mana. Aku semakin bingung.. yang bawa Ayah ini siapa??dalam batinku.
15 menit kemudian aku pulang kerumah untuk memberi tahu Ibu kalau ayah dirumah sakit. Alhamdulilah ada saudara yang bilang kalau ditaruh di RSUD di kotaku. Kami semua siap-siap menuju rumah sakit tersebut. Sesampainya disana perawat berujar tak ada yang namanya
Bapak Masruchin. Lalu ayah dimana???
Seketika itu Hp ku berdering… kring..kring…
“Ini siapa ya?” ucapku
Aku siswanto, mbak pak dhe sudah dirumah sahutnya..
Alhamdulilah wasyukrulillah ayah sudah sembuh pikirku..
Aku langsung pulang dan ditengah perjalanan macet banget dikarenakan ada musywil muhammadiyah se- jawa tengah dan penempatannya di kotaku. Dalam hati ingin segera sampai di rumah dan melihat ayah. Aku pun engga sabar dan naik motor pun kencang banget alias ngebut. Beberapa jam kemudian aku sampai rumah.
Lho..kok rame ada apa ini.. lho kok ada mobil jenazah. Maksudnya apa ini… banyak kerumunan orang di rumah. Aku, Ibu dan Adekku diambilkan kursi dan disuruh sabar. YaAllah gusti Allah…ternyata ayah sedo/ meninggal dunia. Secepat ini ayah meninggalkan ku. Semoga ayah tenang disana, lapang kuburnya, dosa-dosanya diampuni dan semoga husnul khotimah.Amiin.
Untuk ayah tercinta
Aku ingin bernyanyi
Walau air mata
Di pipiku
Ayah dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam
Mimpi..

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline