Lihat ke Halaman Asli

Salah Siapa?

Diperbarui: 30 Juni 2015   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sore hari ada seorang guru yang sedang bercengkerama dengan muridnya. Disaat musyafahah Alqur’an. Murid belum bisa membaca dan salah membaca tajwid dan mahroj nya. Begini dialognya:

Guru      : Kalo dirumah membaca Alqur’an tidak dek?

Murid    : saya tidak pernah membaca Alqur’an bu

Guru      : Dek.. jangan lupa kalau dirumah membaca Alqur’an supaya hatimu tenang.

Murid    : Saya engga bisa membaca bu. Orang tua saya tidak pernah mengajari saya membaca Alqur’an sejak kecil sampai sekarang. Kalau dirumah disuruh membantu orang tua.

Guru: Iya.. membantu orang tua itu bagus. Alangkah baiknya belajar mengaji juga.

                Setelah mendengar jawaban dari murid , saya merasa kasihan. Mengapa orang tuanya tidak mengajari? apa orang tua tersebut tidak ada waktu untuk mengajari karena sibuk dengan pekerjaanya apa orang tua tidak bisa membaca Alqur’an? Kebanyakan orang tua menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah diniyyah dan sampai dirumah tidak mereview lagi, sehingga orang tuanya tidak mengetahui perkembangan anaknya dalam membaca Alqur’an. Jikalau orang tua tidak ada waktu untuk mereview lagi, sebaiknya orang tua tersebut mendatangkan guru yang bisa membaca, menghafal dan mengamalkan Alqur’an dengan baik dan benar. Seperti memahami tajwid , ghorib dan makhrojnya. Barang siapa yang berinteraksi dengan Alquran akan mendapatkan pahala yang berlipat-lipat . Alquran tidak hanya memberi syafaat kelak di yaumil qiyamah nanti tapi juga menjernihkan segala fikiran yang sedang kacau. Saya sendiri jika ada problem langsung membaca alqur’an hati terasa tentram, tenang setelah membacanya. Sampai sampai berlinang air mata.

Memang zaman modern ini , mudah memojokan peran orang tua dalam mendidik anak. Orang tua yang sangat sibuk kerja,  sibuk dengan gadget dan media sosial lainnya sehingga tidak terjalin komunikasi dengan baik. Nafsi nafsi lah dan tidak mau tau kehidupan anaknya. Jangan salah kan anak jika tidak bisa membaca Alqur’an, sebelum menyalahkan instropeksi dulu. Sebagai orang tua kita wajib mendidik anak sejak dini Allah berfirman SWT: Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu” (QS. Attahrim: 6). Orang tua harus menjadi teladan, kapan dan dimanapun bagi anak mereka.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline