Upacara Adat Cing-Cing Goling Sebagai Wujud Mengungkapkan Rasa Syukur Warga
Ungkapkan Rasa Syukur Melalui Upacara Adat Cing-Cing Goling
Bentuk Rasa Syukur Warga Desa Gedangrejo Melalui Upacara Adat Cing-Cing Goling
Bentuk Penghormatan dan Rasa Syukur Warga yang Dikemas dalam Tradisi Cing-Cing Goling.
Kamis, 28 Juli 2022
Penulis : Valia Makhaelasari Arias
Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul -- Kamis pagi (28/07), Upacara Adat Cing-Cing Goling merupakan salah satu upacara adat yang ada di dusun Gedangan 1, Desa Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Cing-Cing Goling dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada panen raya padi kedua sekitar bulan Juli atau Agustus. Dengan pemilihan hari sesuai dengan tanggal Jawa yaitu hari Senin Wage atau Kamis Kliwon.
Upacara adat ini diberlangsungkan sebagai wujud mengungkapkan rasa syukur warga kepada Allah SWT atas panen raya padi pada tahun tersebut mendapatkan hasil melimpah ruah. Serta hujan yang diberikan untuk mengairi lahan pertanian yang menyebabkan bendungan tidak pernah kekeringan dan kehabisan air.
Bukan hanya itu saja, upacara adat ini dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada 2 tokoh penting dalam berlangsungnya desa Gedangrejo khususnya dusun Gedangan ini. Kedua tokoh tersebut bernama Ki Wisang Sanjaya dan Ki Tropoyo. Menurut sejarahnya, tradisi tersebut bermula dari pelarian Prajurit Majapahit yaitu Ki Wisang Sanjaya dan Ki Trapoyo beserta rombongannya. Mereka berlari menuju barat hingga akhirnya singgah dan menetap didaerah sekitar Kali Dawe, Gedangan, Gedangrejo.
Diperjalanan, mereka dihadang oleh sekelompok rampok yang ingin menculik Nyi Wisang Sanjaya yaitu istri dari Ki Wisang Sanjaya serta merebut harta benda yang rombongan bawa. Kejadian lari-lari dan melawan perampok tadi oleh warga dusun setempat dibuat seperti tarian kolosal yang dinamai Cing-Cing Goling.