Lihat ke Halaman Asli

Victim Blaming Korban Pelecehan Seksual dari Kacamata Paradigma Kritis

Diperbarui: 29 Oktober 2022   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Valeshia Trevana - 200994103

Tugas Ujian Tengah Semester Etika dan Filsafat Komunikasi

ILMU KOMUNIKASI - A FISIP USU

Berdasarkan data dari Kementrian Perlindungan Perempuan dan Pemberdayaan Anak, tercatat sebanyak 14.468 kasus pelecehan seksual. Korban yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 84.3% sedangkan berjenis kelamin pria sebesar 15 7%. Untuk pelaku pelecehan seksual sendiri, terdapat 89.8% dilakukan oleh pria.

Dalam setiap kasus pelecehan seksual yang terjadi, mau itu viral atau tidak, akan ada orang-orang yang mengatakan, "Kenapa gak ngelapor dari kemaren?", "Makanya, pakaian itu jangan yang terbuka. Wajar aja diperkosa.", atau "Pasti kamu goda kan makanya sampe diperkosa".

Tanpa kita sadari, kalimat-kalimat kita tersebut menjerumus kepada victim blaming atau menyalah kan korban. Tindakan victim blaming adalah tindakan menyalahkan korban atas kasus kerugian yang dialaminya. Jika kita melihat dari kacamata si korban, kita pasti memahami bahwa melaporkan kasus pelecehan seksual yang menimbulkan trauma dan efek ketakutan sangat besar tidak lah mudah. Pasti akan selalu dihantui oleh pemikiran, "saya murahan".

Dalam kaitannya dengan pandangan kritis, masyarakat masih menganggap bahwa realitas yang ditampilkan oleh masyarakat ini merupakan realitas yang semu. Maksud realitas semua adalah, kebenaran bahwa tidak semua korban pelecehan seksual memiliki kekuatan dan keberanian untuk speak up. Dalam pandangan paradigma kritis, realitas tidak berada dalam harmoni tapi lebih dalam konflik dan pergumulan sosial.

Paradigma kritis melihat adanya "kontrol" dibalik komunikasi masyarakat. Artinya, ada pihak-pihak yang memiliki keuntungan atas kontrol tersebut, pelaku pelecehan seksual misalnya. Dengan adanya istilah victim blaming pada pelecehan seksual, para pelaku tidak perlu merasa repot membela dirinya karena masih banyak masyarakat yang menyalahkan sepenuhnya pada korban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline