Lihat ke Halaman Asli

Pasangan Anies Sandi dan Salam Perpisahan “Lima Jari”

Diperbarui: 26 Oktober 2016   01:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto diambil dari https://3.bp.blogspot.com/

Sebetulnya apa sih arti lain dari salam lima jari yang kini dipopulerkan pasangan Cagub Cawagub DKI Jakarta Anies Sandi? 

Secara umum bila tanpa penjelasan apapun, salam dengan simbol lima jari tersebut, lebih mengisyaratkan lambaian tanda perpisahan. Orang kita kerap sebelum bepergian jauh akan  melambaikan lima jarinya ke atas sambil melambai-lambai, “ daadaaa ....”. 

Isyarat model ini, sebetulnya hal biasa yang umumnya dipraktikan masyarakat kita. Sedangkan jika dua tangan diangkat bersama-sama lalu melambai-lambaikan tangan ke atas artinya tanda menyerah tanpa perlawanan.  

Lantas mengapa pasangan Anies-Sandi, justru percaya diri dengan lambaian lima jari? Apakah ini justru pertanda jika mereka lebih awal sudah menyatakan perpisahan atau telah menyerah kalah sebelum bertanding? 

Kalau dipikirkan secara akal sehat, jelas tidak, namun bila ditelusuri dari isyarat umum sebagaimana yang sudah dipaparkan diatas, tanda yang mereka tampilkan tersebut boleh jadi sebuah pertanda buruk bagi pasangan ini. 

Dalam benak dan keinginan pasangan Anies-Sandi lewat simbol lima jari yang mereka sebut salam bersama, sebetulnya ingin merepresentasikan diri mereka sebagai pasangan yang menonjolkan aspek kebersamaan, persaudaraan dan perdamaian. 

Cuma sayangnya, saya lebih menilai sebaliknya. Apa yang coba ditampilkan pasangan ini justru hambar tanpa memberikan makna apa-apa atau lebih tepatnya disebut 'aneh'. Keanehannya, mereka ingin mencuri start dengan lebih awal  memunculkan simbol jari, namun nyatanya justru bertabrakan dengan penomoran urut yang ada dalam lembar surat suara. Salam lima jari atau yang oleh mereka disebut salam bersama, justru akan sangat kuat pesannya, jika ditampilkan setelah pertarungan atau lebih kongkrit lagi setelah mereka meraih kemenangan dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 mendatang. 

Masih ingat bagaimana pasangan Jokowi JK yang setelah meraih kemenangan pada Pilpres 2014 lalu, langsung memperkenalkan salam tiga jari yang berarti salam persatuan Indonesia. Salam tiga jari yang dipilih Jokowi JK, serta merta membuat suasana politik Indonesia pasca Pilpres saat itu langsung menjadi adem. 

Pasangan Anies Sandi sepertinya berusaha melawan mainstream umum yang seharusnya tidak perlu. Mereka terlampaui idealis dengan simbol baru mereka, yang menurut saya ruwet, padahal semestinya yang harus lebih mereka tonjolkan adalah simbol yang praktis dan mudah dipahami calon pemilih. 

Sehingga menurut saya, dari cara mereka menampilkan simbol lima jari terang semakin menunjukan jika pasangan ini lebih tepat menjadi pasangan pemikir ketimbang pasangan pemimpin, lebih pantas menjadi guru ketimbang praktisi, lebih cocok dibelakang layar menjadi tim ahli ketimbang pemimpin lapangan.

Namun apa daya pasangan ini terlanjur yakin dan percaya diri dengan mengikrarkan salam lima jari, yang justru membuat publik semakin direpotkan untuk menerjemahkan maksud baik tersebut. Patut diingat karakter pemilih dalam pemilu dimanapun memerlukan hal-hal praktis, tidak suka bertele-tele, apalagi di dikte.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline